WahanaNews.co | Melalu program 'Beli Kreatif Desa Wisata (Beti Dewi)' Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) produk-produk unggulan pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Provinsi Papua bisa naik kelas dengan jangkauan hingga mancanegara.
Hal itu disampaikan Menparekraf Sandiaga, saat hadir dalam "Bimtek Beti Dewi", yang berlangsung di Kantor Bupati Jayapura, Papua, Rabu (5/7/2023).
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
"Dari mulai kuliner, kriya, sampai dengan fesyen. Produk-produk ini harus naik kelas. Karena setiap kegiatan wisata itu memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat dan bukan hanya membuka lapangan kerja tapi meningkatkan kesejahteraan," kata Sandiaga, dikutip Rabu (5/7).
Menurut Sandiaga, selain sebagai program lanjutan Anugerah Desa Wisata Indonesia, kehadiran "Beti Dewi" juga sebagai bentuk apresiasi atas produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di desa wisata di Indonesia.
Dalam program "Beti Dewi" para peserta yang berasal dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) akan dilatih untuk merancang hingga mengkurasi paket-paket wisata agar lebih menarik sehingga lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke desa wisata.
Baca Juga:
MenEkraf: "D-Futuro Futurist Summit 2024" Lahirkan Gagasan dan Inovasi Perkuat Ekraf
Targetnya tahun 2023 ada 150 desa wisata yang akan on boarding ke platform digital. Dengan estimasi satu hari minimal 10 tamu. Harapannya nantinya akan ada setengah juta orang yang menginap atau bermalam di desa wisata setiap tahunnya.
Kegiatan Beli Kreatif Desa Wisata di Jayapura diikuti sebanyak 12 desa wisata. Diantaranya Desa Wisata Asei Besar, Desa Wisata Rhepang Muaif, Desa Wisata Berab, Desa Wisata Hobong, Desa Wisata Ifar Besar, Desa Wisata Kampung Kayo Pulau, Desa Wisata Kampung Enggros, Desa Wisata Tablasupa, Desa Wisata Tablanusu, Desa Wisata Walukubun Arso 14, dan Desa Wisata Kampung Yoboi.
Saat ini program "Beti Dewi" telah menjalin kerja sama dengan sejumlah online travel agent (OTA) diantaranya Mister Aladin, Tiket.com, Atourin, dan Traveloka sebagai salah satu platform online terbesar di Asia Tenggara.
"Tapi enggak tertutup hanya empat. Ini akan kita perluas lagi dengan mitra-mitra lainnya. Karena mereka memiliki jaringan ke sekitar 50 juta lebih transaksi online UMKM yang tiba-tiba terhubung dengan produk yang diciptakan oleh kampung-kampung di Papua. Itu yang langsung konkrit bisa kita laksanakan dan akan kita monitor penjualannya dan akan dilaporkan juga," pungkas Sandiaga. [jp/jup]