Para petani muda tersebut mengelola beragam komoditas, mulai dari pangan, hortikultura, hingga perkebunan, dengan sistem usaha yang efisien dan berorientasi pada peningkatan nilai tambah.
"Kemarin yang testimoni di Papua itu (pendapatan perani milenial) Rp20 juta, Kalimantan Timur Rp24 juta, Aceh 20 juta. Itu komoditasnya macam-macam. Perkebunan, hortikultura, padi," beber Amran.
Baca Juga:
Tembus 314 Juta Penayangan, ‘KPop Demon Hunters’ Catat Rekor Baru di Netflix
Ke depan, lanjut Amran pihaknya menargetkan 1 juta petani milenial terlibat aktif, sebagai fondasi kuat pertanian masa depan sekaligus penopang ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian melibatkan petani milenial melalui program Brigade Pangan yang mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan mencapai sekitar 200 hektare per brigade.
Program itu juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal dan pencetakan sawah rakyat, serta mengintegrasikan pendekatan berbasis komunitas dengan teknologi canggih. Seluruh petani milenial mendapatkan bantuan bibit, hingga alat dan mesin pertanian termasuk pelatihan cara bertani secara modern.
Baca Juga:
Rekor Baru Emmy Awards 2025: Pencapaian Spektakuler dari Serial Populer hingga Aktor Muda
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.