"Karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina, sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina," ungkap perwakilan Vivo.
Sementara Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura, mengungkapkan pihaknya memiliki sejumlah pertimbangan dari sisi compliance maupun spesifikasi teknis.
Baca Juga:
Kapasitas Kilang Dumai Milik Pertamina yang Kebakaran, Mengolah 170.000 Barel Minyak
Ia menekankan bahwa dokumen tambahan berupa Certificate of Origin mutlak dibutuhkan untuk memastikan produk tersebut tidak berasal dari negara yang terkena embargo internasional.
"Ini penting untuk kami, karena salah satu shareholder kami kan bergerak atau mempunyai bisnis di lebih dari 70 negara. Jadi kami pun juga perlu mengadopsi standar atau hukum internasional. Di sini di mana kami juga mengurangi risiko akan trade sanction," jelasnya.
Sedangkan President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, menyatakan pihaknya hingga kini masih melakukan koordinasi internal terkait kemungkinan pembelian base fuel dari Pertamina.
Baca Juga:
Etanol 3,5 Persen Jadi Alasan BBM Impor Pertamina Tak Laku di Swasta
"Pertamina bersedia menyediakan produk dalam bentuk base fuel dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut. Saat ini kami masih dalam pembahasan B2B sesuai dengan anjuran dari Bapak Menteri, terkait pasokan impor base fuel saat ini sedang berlangsung," ujarnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.