WahanaNews.co, Jakarta - Provinsi Aceh masih memiliki potensi yang besar di sejumlah wilayah untuk pengembangan industri kecil dan menengah (IKM), termasuk di Kabupaten Aceh Besar. Tercatat lebih dari 15.000 pelaku IKM tersebar di Provinsi Aceh, dengan sebanyak 2.500 pelaku IKM berada di Aceh Besar.
Adapun sektor IKM unggulan di wilayah Aceh, antara lain penghasil produk pangan, kerajinan, dan komoditas berbasis sumber daya lokal seperti garam, bambu, dan rempah-rempah.
Baca Juga:
Wamenperin Optimistis Sektor IKM Tetap Jadi Penyangga Ekonomi Nasional
Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Banda Aceh, salah satu unit pelaksana teknis di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, terus berperan aktif memperkuat sektor IKM sebagai salah satu motor penggerak ekonomi Aceh, dengan fokus pada peningkatan kualitas dan daya saing produk lokal.
Kepala BSKJI, Andi Rizaldi menyatakan, keberadaan BSPJI Banda Aceh menjadi salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis IKM.
“Sektor IKM adalah fondasi ekonomi Indonesia, terutama di daerah yang kaya potensi seperti Aceh. Dukungan yang diberikan oleh BSPJI Banda Aceh menunjukkan bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha dapat menghasilkan daya saing yang luar biasa,” kata Andi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/12).
Baca Juga:
Percepat Transformasi Digital Sektor Industri, Kemenperin Optimalkan Peran PIDI 4.0
Atas upaya meningkatkan performa IKM tersebut, BSPJI Banda Aceh dinobatkan penghargaan bergengsi, yakni “Best Supporting Facility UMKM” dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Besar. Penghargaan ini diserahkan pada acara “Malam Dekranasda Award” di halaman Gedung Dekranasda Kabupaten Aceh Besar, Senin (25/11).
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Pj. Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto dan Pj. Ketua Dekranasda Aceh Besar Cut Rezky Handayani kepada Kepala BSPJI Banda Aceh, Fathullah. Acara ini juga dihadiri oleh Pj. Ketua Dekranasda Aceh, Safriati, yang memberikan apresiasi atas upaya Dekranasda Aceh Besar dalam mendukung UMKM lokal.
Sementara itu, Kepala BSPJI Banda Aceh Fathullah mengungkapkan rasa syukurnya atas penghargaan yang diterima BSPJI Banda Aceh.
“Penghargaan ini memotivasi kami untuk terus mendampingi pelaku IKM. Tidak hanya untuk meningkatkan kualitas produk mereka, tetapi juga membuka peluang lebih besar di pasar nasional dan internasional. Kami berterima kasih atas dukungan Dekranasda Aceh Besar yang selalu mendukung program kami,” paparnya.
Penghargaan yang diberikan Dekranasda Aceh Besar sebagai pengakuan atas kontribusi BSPJI Banda Aceh dalam mendukung berbagai sektor IKM di Aceh Besar.
“Fasilitasi kami mencakup teknologi pengolahan, sertifikasi halal, pendaftaran merek, hingga sertifikasi SNI, yang semuanya diberikan tanpa biaya. Hal ini penting untuk membantu IKM lokal meningkatkan daya saing mereka,” jelasnya.
Selama ini, BSPJI Banda Aceh memainkan peran strategis dalam mendukung IKM, di antaranya melalui delapan layanan unggulan, seperti pengujian produk, sertifikasi SNI, kalibrasi, hingga pendampingan industri hijau.
Beberapa contoh sukses fasilitasi BSPJI Banda Aceh di Aceh Besar meliputi IKM Crooh Cryspi untuk inovasi teknologi penggorengan vakum, pendaftaran merek, dan sertifikasi halal. Kemudian, Koperasi Tunas Usaha Sejahtera Lhoong untuk teknologi percepatan kristalisasi garam dan sertifikasi SNI garam beryodium.
Selain itu, CV. Aslam Atjeh untuk produksi bubuk kunyit instan dan minyak atsiri daun kunyit, UD. Maja untuk pengeringan dendeng sapi menggunakan solar dryer dome, serta Atriani Kerajinan Bambu untuk peningkatan kapasitas melalui mesin irat bambu. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Rabu (4/12).
[Redaktur: JP Sianturi]