Dirinya juga menjelaskan bahwa alasan PLN Nusantara Power menggalakkan co-firing karena inovasi ini merupakan salah satu langkah tepat dalam implementasi green energy. Co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran PLTU, di mana sebagian batu bara untuk pembakaran diganti sebagian dengan bahan lainnya, salah satunya biomassa.
"Tidak hanya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, co-firing juga dapat menjadi solusi permasalahan sampah sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat," tambah Ruly.
Baca Juga:
Dirut PLN Kunjungi PLTU Paiton, Pastikan Pasokan Listrik Aman Jelang Idul Fitri
Untuk mendukung kemajuan co-firing, PLN Nusantara Power telah menjalin kerja sama dengan dua perusahaan asal Jepang, yaitu Sumitomo Heavy Industries (SHI) serta Mitsubishi Heavy Industries (MHI).
Kerja sama dengan SHI melingkupi kajian pada mesin pembangkit boiler tipe CFB pada PLTU Paiton. Berlangsung sejak Desember 2019, kerja sama dan kajian ini mempersiapkan tahap awal co-firing PLTU Paiton pada persentase 30-50 persen. Sedangkan kerja sama dengan MHI berfokus pada mesin pembangkit PLTU Paiton dengan jenis boiler PC dengan biomassa sawdust serta PLTGU Muara Karang (Jakarta) dengan biomassa hidrogen.
"Jika memungkinkan, secara bertahap akan kontinyu dan diujicobakan hingga mencapai 100 persen co-firing biomassa di PLTU kami," tutup Ruly. [Adv/Afs]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.