Zainal menyebut beberapa perusahaan seperti Shell dan Total juga sudah mengungkapkan komitmennya dalam pembangunan SPKLU. Sehingga, ia mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir membeli kendaraan listrik, karena perusahaan oil & gas terbesar di AS juga berkomitmen mendorong energi bersih.
“Terkait kemitraan, kita ada beberapa pihak dari pemilik properti, hingga perusahaan oil & gas yang juga sudah datang ke kantor kami. Saya surprise bahwa Shell dan juga Total datang ke kami, sehingga ga perlu merasa khawatir soal charging station,” tambah dia.
Baca Juga:
Semangat Sumpah Pemuda, PLN Ajak Gen-B Dukung Penggunaan Transportasi Hijau
PLN juga telah menandatangani MoU dengan Pabrikan, Distributor dan Pebisnis Transportasi. Sejauh ini PLN sudah bekerja sama dengan 7 ATPM Roda 4 (Hyundai, Nissan, DFSK, Toyota, Wuling, Mitsubishi, Mercedes Benz), 6 ATPM Roda 2 (Gesits, Viar, Volta, U-Win Fly, Smooth, Selis), dan Grab.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wahyudi Joko Santoso mengatakan, meskipun memiliki nilai investasi yang mahal, namun pemerintah menetapkan minimal satu tipe charging di SPKLU.
“Awalnya, percepatan kendaraan listrik itu wajib membangun tiga tipe charging, tapi dengan harga yang mahal itu, kami merevisi, menjadi hanya minimal 1 jenis charging. Misalkan saja, di rest area jalan tol, kan otomatis harus yang fast charging atau ultra fast charging,” ungkapnya.
Baca Juga:
Wujudkan Semangat Hari Sumpah Pemuda, PLN UID Jakarta Raya Gelar Entity Gathering
Adapun model kerja sama yang bisa dipilih selengkapnya sebagai berikut:
Model 1:
Skema kerja sama antara PLN dengan Partner dimana PLN menyediakan dan menjual tenaga listrik serta menyediakan platform teknologi informasi dan komunikasi, dan Partner menyediakan, mengoperasikan, dan / atau memelihara fasilitas pengisian ulang serta menyediakan lahan baru.