WahanaNews.co | Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) merupakan instrumen yang dihadirkan Pemerintah untuk mewujudkan mimpi anak Indonesia.
Hal ini disampaikannya dalam Acara Puncak LPDP Festival 2023 dengan tema “Enlivening Indonesia Advancing The Nation”.
Baca Juga:
Menkeu: Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP
“Ini adalah salah satu instrumen untuk mewujudkan mimpi kita agar para putra-putri generasi muda Indonesia. Mereka yang memiliki impian dan ambisi tinggi, mereka tidak melihat tantangan sebagai sesuatu yang membuat kecil hati, tapi mereka akan berkompetisi sangat keras. Mereka berprestasi dan kemudian meraih dengan mendapatkan beasiswa di universitas-universitas terbaik di dunia dan di tempat yang memang mereka ingin tekuni,” ungkap Menkeu pada Kamis (4/08).
Program beasiswa yang diberikan LPDP terbuka untuk anak bangsa di seluruh tanah air melalui program afirmasi. Anak Indonesia yang berasal dari daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperjuangkan mimpinya.
“Kami juga melakukan afirmasi terutama bagi murid-murid anak muda yang berasal dari daerah-daerah 3T. Ini juga merupakan salah satu bentuk bahwa seluruh anak Indonesia dimanapun mereka berada, mereka berhak punya mimpi, mereka berhak untuk memperjuangkan mimpinya,” tambah Menkeu.
Baca Juga:
Sri Mulyani Minta Pemangkasan 50% Anggaran Perjalanan Dinas, Ini Instruksinya
Selain itu Menkeu juga menjelaskan dana yang dikelola LPDP berangsur meningkat dari sejak didirikan 11 tahun yang lalu. LPDP dimulai dengan dana Rp1 T, kini mencapai Rp139,1 T. Dengan dana kelolaan tersebut, total penerima beasiswa mencapai lebih dari 200 ribu orang. Tidak hanya itu, sebanyak 2.426 proyek riset juga telah didanai oleh LPDP.
Menkeu mengatakan, beasiswa LPDP juga hadir untuk memberikan dukungan di bidang hilirisasi dengan mengirimkan SDM ke universitas terbaik. Melalui kerja sama government to government (G2G), Pemerintah Indonesia dengan RRT melalui program co-funding mendidik tenaga ahli di bidang metalogi, nikel, dan cobalt untuk ekosistem mobil listrik dan baterai.
Kerja sama G2G juga dilaksanakan dengan Pemerintah Belanda dan Singapura di bidang maritim, pertanian, dan kewirausahaan yang menjadi prioritas nasional.