WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan stabilitas sistem keuangan nasional tetap terjaga pada triwulan III tahun 2025 dan terus mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi dengan terus mewaspadai berbagai risiko global. 							
						
							
							
								KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai penguatan kewaspadaan terhadap berbagai risiko tetap akan terus dilakukan dan disertai respon kebijakan yang efektif.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Jadi Calon Kuat Cawapres 2029, Purbaya Buka Suara
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Untuk itu, KSSK telah menyelenggarakan Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2025 pada Jumat 31 Oktober 2025. Rapat tersebut menyepakati untuk terus memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan antarlembaga anggota KSSK maupun dengan kementerian atau lembaga lain dalam upaya memastikan agar KSSK senantiasa terjaga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.							
						
							
							
								“Stabilitas sistem keuangan triwulan III tahun 2025 tetap terjaga dan mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi, dengan terus mewaspadai berbagai risiko global,” ujar Menkeu dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2025 di Jakarta, Senin (3/11).							
						
							
							
								Meskipun pertumbuhan ekonomi global masih menghadapi tantangan akibat dampak tarif impor Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan ketidakpastian tetap tinggi, ekspektasi perbaikan ekonomi mulai menguat. Menkeu menjelaskan aktivitas ekonomi Amerika Serikat yang masih lemah berdampak pada berlanjutnya pelemahan pasar tenaga kerja sehingga mendorong The Fed memangkas fed funds rate sebesar 25 basis poin pada Oktober 2025 menjadi kisaran 3,75 hingga 4 persen. Sementara itu, perekonomian Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India juga belum menguat, dipengaruhi antara lain oleh masih lemahnya konsumsi rumah tangga, meskipun berbagai stimulus telah diberikan.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Bertemu APPI, Menkeu Ajak Diskusi Implementasi PMK 48/2023
									
									
										
									
								
							
							
								Lebih lanjut, Menkeu mengatakan IMF telah merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 dari yang sebelumnya 3 persen menjadi 3,2 persen pada laporan outlook terbarunya.							
						
							
							
								“Meskipun masih lebih rendah dibandingkan tahun 2024 di level 3,3 persen didorong kondisi keuangan yang lebih longgar, kesepakatan dagang AS dengan negara mitra utama, ekspansi fiskal di sejumlah negara berkembang serta penurunan inflasi,” kata Menkeu.							
						
							
							
								Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menguat dan diperkirakan mencapai target pemerintah pada tahun 2025. Pada triwulan III 2025, konsumsi rumah tangga dan investasi tetap terjaga dengan dukungan kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan.