“Pada pertemuan dengan OECD beberapa waktu lalu, 38 negara anggota OECD menyambut baik dan mendukung keinginan Indonesia untuk bergabung ke dalamnya. Indonesia butuh untuk harmonisasi regulasi dengan lebih dari 200 standar yang ditetapkan oleh OECD. Ini bukan pekerjaan yang mudah, tentunya membutuhkan peran dari para stakeholder termasuk ekonom yang tergabung dalam ISEI,” kata Menko Airlangga.
Untuk upaya mencapai Visi Indonesia Emas 2045, Menko Airlangga menjelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan yakni penyiapan SDM yang berkualitas, peningkatan digitalisasi, serta meningkatkan nilai tambah komoditas melalui industrialisasi dan hilirisasi.
Baca Juga:
Bertemu Prabowo, Delegasi FKI Sepakat Perkuat Kerja Sama dengan Indonesia
Program Kartu Prakerja yang didorong untuk penyiapan SDM berkualitas sudah diikuti sebanyak 17,7 juta masyarakat sejak tahun 2020. Berbagai program pengembangan digital talent, termasuk melalui Kawasan Ekonomi Khusus di Nongsa Digital Park Batam juga terus dimaksimalkan.
Dalam KTT ASEAN 2023, Indonesia juga telah mendorong Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang merupakan ekosistem digital yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perekonomian digital dari yang semula USD1 triliun menjadi USD2 triliun pada tahun 2030.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Sulawesi Tengah dan Maluku Utara memiliki pertumbuhan yang mencapai double digit karena didorong oleh tumbuhnya industri manufaktur besi, baja, dan nikel.
Baca Juga:
Diapresiasi dan Libatkan Seluruh Stakeholders di Amerika Serikat, Delegasi Indonesia Telah Sampai pada Fase Negosiasi Teknis
“Kita berharap bahwa Indonesia mampu menjadi produsen baterai sampai dengan electric vehicle, dan ini menjadi andalan di Asia,” pungkas Menko Airlangga. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Minggu (17/9).
[Redaktur: JP Sianturi]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.