Sementara itu, Wimboh menyampaikan, kepercayaan investor terhadap pasar modal dan perekonomian Indonesia juga terlihat dari nilai penghimpunan dana yang hingga 26 Oktober 2021 mencapai Rp 273,9 triliun dan 40 emiten baru yang telah melakukan penawaran umum.
"Oleh karena itu, kami mengajak anda berinvestasi di Indonesia khususnya di pasar modal dan menikmati hasil investasi yang baik," ujar Wimboh.
Baca Juga:
Apindo Ungkap Penyebab Tutupnya Banyak Pabrik dan PHK di Jawa Barat
Menurut dia, pemerintah telah memberikan sejumlah insentif investasi, seperti pengurangan tarif 2 persen dari pajak penghasilan badan untuk emiten dan pengurangan pajak atas bunga obligasi korporasi dari 20 persen menjadi 10 persen.
OJK akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan peran pasar modal, melalui dukungan penyusunan kebijakan yang akomodatif bagi start-up dan perusahaan teknologi berskala unicorn untuk melakukan IPO di bursa.
OJK juga membentuk Securities Crowdfunding (SCF) untuk UMKM, menerbitkan kerangka regulasi untuk bank digital, serta memperbarui pengaturan peer to peer lending dan meninjau pengaturan insurtech.
Baca Juga:
Sejarah UMKM Nasional, Roda Penggerak Perekonomian Indonesia
Selain itu, OJK disebut Wimboh akan terus membuka akses pasar modal bagi UMKM yang banyak menyerap tenaga kerja serta berorientasi ekspor dan ramah lingkungan sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi.
"OJK sedang menyiapkan kebijakan mengenai Multiple Voting Shares agar para pemilik start-up dapat mempertahankan perkembangan usahanya sesuai dengan visi dan misi awal perusahaan," ucap Wimboh. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.