WahanaNews.co | Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan pemerintah mulai melonggarkan ekspor batu bara. Bahkan, beberapa kapal akan diizinkan untuk melakukan ekspor pada Selasa (11/1/2022) besok.
"Nanti ada berapa belas kapal yang sudah berisi batu bara, telah diverifikasi malam ini, besok mulai dilepas," kata Luhut di kantornya, Senin, (10/1/2022).
Baca Juga:
Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Luhut: Bandara Pertama yang Dibangun Tanpa APBN
Pasalnya, kata dia, saat ini pasokan batu bara untuk di dalam negeri sudah membaik. Hal tersebut terlihat dari kondisi cadangan yang secara bertahap meningkat dari 15 hari ke arah 25 hari.
Namun, secara umum, Luhut mengatakan ekspor batu bara bakal mulai dibuka bertahap pada Rabu, 12 Januari 2022.
"Kapan dibuka ekspor? Itu secara bertahap kita lihat mulai Rabu," ujar dia.
Baca Juga:
Luhut Pandjaitan: Pabrik di Jakarta Dipasang Sensor Deteksi Gas Kurangi Polusi Udara
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menjelaskan alasan melarang semua perusahaan mengekspor batu bara selama sebulan, 1 sampai 31 Januari 2021.
Larangan ini dibuat untuk menghindari pemadaman listrik bagi 10 juta pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
"Kenapa semuanya dilarang ekspor? terpaksa dan ini sifatnya sementara,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara ESDM Ridwan Jamaludin dalam keterangan resmi, Sabtu, (1/1/2022).
Pernyataan ini disampaikan Ridwan dalam acara Sosialisasi Kebijakan Pemenuhan Batu Bara dengan pengusaha yang digelar di hari yang sama.
Ridwan menjelaskan larangan terbit karena kurangnya pasokan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU di dalam negeri.
Kekurangan pasokan ini berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN. Mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali), maupun non-Jamali.
“Jika larangan ekspor tidak dilakukan, hampir 20 PLTU dengan daya sekitar 10.850 mega watt (MW) akan padam,” kata dia.
Situasi tersebut, kata Ridwan, berpotensi mengganggu kestabilan perekonomian nasional. Tapi saat pasokan batu bara untuk pembangkit sudah terpenuhi, maka situasi akan kembali normal dan keran ekspor bisa dibuka lagi.
“Kami akan evaluasi setelah tanggal 5 Januari 2022 mendatang," kata dia. [rin]