“Penting juga meningkatkan kerjasama mengembangkan model bisnis dan kemitraan rantai pasok perikanan dan pertanian di ASEAN,” kata Menteri Teten.
Menteri Teten mengemukakan penguatan kerja sama ini akan berdampak pada semakin terbukanya lapangan kerja berkualitas di kedua negara. Saat ini, 27,02 persen dari total tenaga kerja di ASEAN bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sebagaimana data ASEAN Secretariat, 2023.
Baca Juga:
Menkop UKM: Ciptakan Entrepreneur Baru dari Kalangan Terdidik
Lapangan kerja berkualitas sangat diperlukan agar generasi muda lebih banyak terlibat di sektor ini, sebab ke depan generasi muda merupakan kekuatan pendorong kemajuan pangan dan perikanan di kawasan ASEAN.
Hal ini didukung oleh data bahwa ASEAN memiliki 224,2 juta anak muda dengan 53 persen Gen Z (15-25 tahun) dan 47 persen Milenial (26-35 tahun) (ASEAN Secretariat, 2022).
Mendukung hal tersebut, Menteri Teten mengungkapkan saat ini Indonesia tengah berfokus mengembangkan beberapa inisiatif hilirisasi, baik produk pertanian, perikanan, peternakan, hingga perkebunan berbasis koperasi.
Baca Juga:
Kemenkop UKM Apresiasi Gelaran Pesta Rakyat UMKM Untuk Tingkatkan Kapasitas Usaha
“Intinya, mengembangkan model korporatisasi petani dan nelayan berbasis koperasi. Di mana koperasi berpersn sebagai agregator, inovator, dan fasilitator untuk menghubungkan produk petani dan nelayan dengan rantai pasok usaha besar dan global,” kata Menteri Teten.
Sejumlah inovasi program Kemenkop UKM terkait hilirisasi, di antaranya adalah hilirisasi kelapa sawit menjadi Minyak Makan Merah, hingga pengembangan sejumlah komoditas unggulan oleh koperasi melalui Rumah Produksi Bersama. Demikian dilansir dari laman kemenkopukmgoid, Jumat (22/3).
[Redaktur: Alpredo Gultom]