Ia mengatakan, dengan mempelajari cara kerja Fulfillment Center yang berlokasi di negara maju seperti Belanda, yang sudah memiliki infrastruktur secara mumpuni. Diharapkan Indonesia dapat mengadopsi cara-cara itu agar mampu membangun kawasan Fulfillment Center UMKM yang ideal.
Dengan keberadaannya, biaya logistik, biaya pengemasan, hingga inventory bisa ditekan dan lebih hemat serta menjangkau dengan lebih efisien.
Baca Juga:
Deputi Kemenkop UKM: Koperasi Berperan Penting Tingkatkan Kapasitas UMKM dan Taraf Hidup
“Pada akhirnya, keberadaan Fulfillment Center akan mampu mendorong penurunan harga produk UMKM dan meningkatkan daya beli masyarakat tanpa mengabaikan kualitasnya,” kata Menteri Teten.
Lebih jauh Menkop UKM menekankan, dalam hal populasi, Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Pada 2023, populasi Indonesia mencapai 278,69 juta orang.
Dalam hal perkembangan, Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk menjadi negara maju pada 2030. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan daya saing Indonesia.
Baca Juga:
Kemenkop UKM Terus Dukung UMKM di Tengah Penurunan Daya Beli Masyarakat
Infrastruktur untuk konektivitas dan inovasi menjadi prioritas Pemerintah, banyak pencapaian yang telah dicapai di bidang infrastruktur. Dalam hal pertumbuhan ekonomi, di antara negara-negara G-20, Indonesia adalah yang kedua terbesar setelah China, yang pertumbuhan ekonominya adalah 5,3 persen.
“Saya yakin pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat dipertahankan sekitar 4,5-5,3 persen. Indonesia juga berhasil memimpin G20 pada tahun 2022. Tahun 2023, Indonesia juga menjadi Presidensi ASEAN,” katanya.
Dalam kaitannya dengan kerja sama dan pembangunan UKM, di mana dalam kepemimpinannya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) telah mencoba yang terbaik untuk mempromosikan koperasi modern dan harus terlibat dalam ekonomi digital, demikian juga UKM.