WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman kembali menggunakan program lamanya untuk menggenjot produksi padi. Program yang digunakan Amran untuk meningkat produksi padi yakni dengan menggunakan lahan rawa mineral.
Sebagai informasi, pada saat dia mendapat jadi Mentan di periode 2014-2019, dia juga pernah menggunakan lahan rawa mineral untuk menggenjot produksi padi.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Amran Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
Amran menyebut ada sekitar 1,5 juta hektar lahan rawa yang bisa digarap untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP). Pihaknya akan menggenjot pengubahan lahan rawa itu menjadi sawah dalam waktu dekat.
"Kita rencanakan akselerasi, ada potensi besar di Indonesia yakni lahan yang bisa digarap, kurang lebih 1,5 juta hektar dan kita fokus garap dulu meningkatkan indeks pertanaman (IP) lebih mudah," kata Amran saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (30/10/2023).
Menurutnya, Indonesia juga memiliki potensi lahan rawa mineral 10 juta hektare yang bisa diubah menjadi sawah. Dengan memperdayakan lahan rawa, Indonesia diyakini dapat menjadi lumbung pangan dunia di 2033.
Baca Juga:
Mentan Andi Amran Ungkap Arahan Swasembada Pangan
Hal ini diungkapkan dalam pertemuan dengan Kepala Dinas seluruh Indonesia di Auditorium Gedung F Kementan. Saat nantinya Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, maka tugasnya menjadi mengekspor dan membantu negara yang miskin.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi pihaknya akan mengejar untuk mengibah 1 juta hektar lahan rawa menjadi sawah yang bisa ditanami padi.
"Ini bertahap, kita kejar dulu yang 1 juta hektar di rawa mineral, atau rawa yang bisa ditanami padi," ungkapnya.
Adapun sejumlah daerahnya, ungkap Suwandi, ada di Sumatera Selatan, Sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Suwandi mengungkap berbagai persiapan tengah dilakukan. Dia menargetkan bulan depan proses pengubahan lahan rawa menjadi sawah sudah dinulai.
"Tapi kalau yang proses produksi petani, kita dorong dari sekarang. Pokoknya ada air langsung tanam ini.. Sudah mulai nyiapin bibitnya, pupuknya. Pokoknya November ini sudah mulai gerak, sebelah utara khatulistiwa kan air sudah cukup, yang selatan katulistiwa ini bulan November sudah mulai bergerak tanam. Sudah banyak petani bergerak mengolah lahan," ungkapnya.
Sebagai informasi, disulapnya lahan rawa menjadi sawah pernah dilakukan Amran pada masa jabatannya periode 2014-2018. Pada pemberitaan detikcom pada Oktober 2018, Amran Sulaiman mengatakan lahan rawa merupakan solusi baru untuk produksi pangan nasional. Ia menyebut lahan rawa yang dimanfaatkan di Kalsel menjadi obat paceklik.
"Saya melihat, yang kita inginkan di sini adalah ada solusi baru untuk pangan Indonesia. Kami bangun di lahan rawa ini ada inovasi baru. Ini pesan terpenting dari pelaksanaan Hari Pangan Sedunia tahun ini. Termanfaatkannya lahan rawa di Kalimantan Selatan ini, menjadi obatnya paceklik," kata Amran dalam keterangan tertulis, Selasa (16/10/2018).
Kala itu dia juga menyebut ada potensi 10 juta ha yang bisa ditanami padi atau menjadi sawah. Dengan begitu produksi bisa bertambah.
"Apabila digarap 10 juta hektar saja yang tersebar di Sumsel, Kalsel, Jambi dan Kalbar, ditanam minimal dua kali setahun, dengan produktivitas 6 ton per hektar, akan menghasilkan padi 120 juta ton setara 60 juta ton beras. Beras surplus bahkan bisa memasok kebutuhan dunia," terang Amran, Selasa (6/11/2018).
Amran menjelaskan pemanfaatan lahan rawa harus dengan prinsip sustainable agriculture, dikerjakan dengan full mekanisasi dan pola mina padi sehingga dapat menghemat Rp 15 juta per hektar, dari biaya cetak sawah Rp 19 juta menjadi Rp 4 juta per hektar. Pemerintah kabupaten mendukung biaya bahan bakar.
[Redaktur: Sandy]