WahanaNews.co | Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menerima kunjungan dari World Bank Regional Director for Sustainable Development East Asia Pacific, Benoît Bosquet serta delegasi World Bank yang lain di Kantor Pusat Kementerian PUPR, Selasa (13/6).
Kunjungan tersebut bertujuan untuk melanjutkan kolaborasi antara Kementerian PUPR dan World Bank untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Sekaligus, memperkenalkan calon Direktur Regional World Bank yang baru, Anna Wellenstein.
Baca Juga:
Menteri PUPR: Pembangunan Kartasura-Klaten Tuntas Akhir Agustus 2024
Menteri Basuki mengapresiasi World Bank, terutama Benoît Bosquet atas kontribusi dan kerja samanya dalam membantu Kementerian PUPR untuk mencapai target RPJMN 2020-2024.
“World Bank memiliki porsi pembiayaan terbesar dalam proyek pinjaman yang sedang berjalan di Kementerian PUPR. Dengan jumlah dukungan sebesar 24,71% atau sekitar USD 1,68 miliar dari total pinjaman Kementerian PUPR sebesar USD 6,8 miliar,” jelas Menteri Basuki.
Dari nilai pinjaman tersebut, terdapat total 10 proyek Kementerian PUPR yang didanai oleh World Bank. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan 224/2011 tentang Prosedur Pemantauan dan Evaluasi Pinjaman/Hibah, 1 proyek dikategorikan sebagai At-Risk Projects (NUDP), 8 proyek dikategorikan sebagai Behind-Schedule (DOISP II,SIMURP, NSUP, NUWSP, ISWMP, CSRRP, ITDP dan ITMP), dan 1 proyek baru (NUFReP) yang efektif pada April 2023.
Baca Juga:
PUPR Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada Laporan Keuangan Tahun 2023
Capaian Kementerian PUPR dalam pembangunan infrastruktur periode 2020-2022 antara lain adalah rehabilitasi dan modernisasi 826.531 Ha sistem irigasi, peningkatan operasional dan prosedur keselamatan untuk lebih dari 163 bendungan, penyediaan akses ke air minum dengan kecepatan 2.988 liter per detik, pembangunan dan perbaikan terhadap 546.561 rumah swadaya, dan membantu penyaluran terhadap 25.176 KK dalam kepemilikan rumah layak huni yang terjangkau.
“Pencapaian tersebut tentunya didukung melalui implementasi pinjaman berkelanjutan dari proyek-proyek dari Bank Dunia yaitu DOISP II, SIMURP, NUWSP, serta proyek closed loan seperti PAMSIMAS dan NAHP,” tambah Menteri Basuki.
Menteri Basuki juga membahas mengenai proyek potensial ke depan yang telah diajukan pendanaanya melalui kolaborasi bersama World Bank.
“Pada April 2023, Kementerian PUPR telah mengusulkan peningkatan jumlah pinjaman untuk River Basin Improvement Program dari USD 50 juta menjadi USD 500 juta. Serta Sanitasi Inklusif Seluruh Kota – Proyek Layanan Menuju Sanitasi Perkotaan yang Dikelola dengan Aman (CWIS-SMUSSP) dengan usulan jumlah USD 178,38 juta,” jelas Menteri Basuki.
Terakhir, Menteri Basuki mengundang para delegasi World Bank untuk dapat berpartisipasi dalam World Water Forum (WWF) 2024 bertemakan “Water for Shared Prosperity” yang akan dilaksanakan di Bali.
“Terima kasih atas pertemuan konstruktif hari ini. Harapannya, kerja sama antara Kementerian PUPR dan World Bank akan terus menguat dan menghasilkan manfaat melalui strategi pembangunan inklusif. Dan kami mengundang World Bank untuk hadir pada kegiatan WWF 2024 di Bali. Kami percaya bahwa melalui pengalaman World Bank, kita dapat terlibat dalam dialog yang hidup dan berbagi ide dan solusi terbaik terkait tantangan di sektor sumber daya air,” tutup Menteri Basuki.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Sekretaris Jenderal Mohammad Zainal Fatah, Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian, Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti, Direktur SSPIP Direktorat Jenderal Perencanaan Edward Abdurrahman, dan Kepala Biro PAKLN Edy Juharsyah. Demikian dilansir dari laman pugoid, Rabu (14/6). [jp/jup]