WahanaNews.co | Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan, Indonesia berkomitmen untuk mengelola kelautan dan perikanan secara berkelanjutan sesuai dengan prinsip ekonomi biru.
Implementasi program-program ekonomi biru pada sektor kelautan dan perikanan Indonesia diyakininya akan berkontribusi besar pada pemenuhan pangan global, karena Badan Pangan Dunia (FAO) telah memprediksi bahwa kebutuhan protein global akan meningkat hingga 70% pada tahun 2050.
Baca Juga:
Kementerian Kelautan dan Perikanan Rancang Sertifikasi Nelayan Kecil dan Awak Kapal
"Indonesia terus bekerja untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil dapat menyeimbangkan keperluan dan kesejahteraan masyarakat sembari mampu menyediakan lingkungan laut yang sehat," ujar Trenggono, Senin (5/9/2022).
Dia melanjutkan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan lima strategi ekonomi biru untuk memaksimalkan potensi sumber daya laut yang dimiliki.
Dimulai dari program perluasan kawasan konservasi terbatas dengan target 30% dari seluruh perairan untuk menjaga serapan karbon dan memproduksi oksigen, juga sebagai zona spawning dan nursery ground.
Baca Juga:
Menteri KKP Bersama Bupati Sidoarjo Canangkan Kampung Budidaya Rumput Laut
Kemudian kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota untuk menjaga populasi perikanan dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Lalu program pengembangan budidaya perikanan untuk mendorong nelayan-nelayan di zona penangkapan terukur agar dapat beralih pada kegiatan budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selanjutnya program yang menjamin wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terjaga dengan baik sehingga tidak terjadi kerusakan akibat aktivitas ekonomi, serta program ekonomi sampah yang melibatkan nelayan lokal dan industri dengan cara tidak mengambil ikan tetapi mengambil sampah di laut dalam kurun waktu tertentu.