WahanaNews.co | Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri 4th ASEAN Architect Congress 2023 yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) di Makassar, Kamis (27/7).
Menteri Basuki mengatakan, arsitek memegang peranan penting dalam pengembangan infrastruktur. Terlebih di era global ini, ruang lingkup arsitek tidak hanya di negara asalnya saja tetapi secara global. Sehingga, untuk meningkatkan daya saing para arsitek ASEAN, pada tahun 2005 seluruh negara anggota ASEAN menyepakati Mutual Recognition Agreement (MRA).
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
“MRA ASEAN memungkinkan para arsitek ASEAN mendapatkan pengakuan bersama, bekerja lintas batas, berbagi keahlian, dan berkontribusi pada pertumbuhan wilayah. Saat ini, 681 orang arsitek ASEAN telah terdaftar. Dengan menumbuhkan budaya inovasi dan pembelajaran yang berkelanjutan, saya percaya arsitek ASEAN dapat tetap unggul dan memiliki daya saing global,” kata Menteri Basuki.
Di bawah kerangka MRA ASEAN, Kementerian PUPR bertanggung jawab untuk memastikan pemenuhan kompetensi tenaga kerja konstruksi, baik yang berpraktik secara nasional maupun internasional di Indonesia, termasuk para arsitek.
“Sinergi antara Kementerian PUPR dengan Arsitek Indonesia diwujudkan dalam beberapa proyek. Salah satunya dalam pelestarian bangunan dan kawasan cagar budaya, antara lain rehabilitasi Gelora Bung Karno untuk Asian Games 2018, rehabilitasi Pasar Johar, renovasi Masjid Istiqlal, dan rehabilitasi Rumah Gadang di Solok Selatan,” jelas Menteri Basuki.
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024, Menteri Dody Tekankan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Para arsitek Indonesia juga berperan penting dalam pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang dilaksanakan di 5 DPSP yaitu Danau Toba, Borobudur, Manado-Likupang-Bitung, Mandalika, dan Labuan Bajo. Serta, turut berperan dalam merancang infrastruktur di IKN Nusantara seperti Kawasan Istana, Kawasan Perkantoran Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, Kompleks Ibadah, hingga Sumbu Kebangsaan.
“Kementerian PUPR juga terbuka untuk bekerja sama dengan arsitek ASEAN dalam menciptakan infrastruktur dan lingkungan hunian yang berkualitas, berestetika dan berkelanjutan di Indonesia. Sebagai anggota negara ASEAN, kita berbagi tantangan dan aspirasi yang sama, supaya dapat belajar satu sama lain dan memperkaya pemahaman dalam merancang infrastruktur, permukiman dan bangunan gedung yang lebih baik di kota-kota ASEAN,” tambah Menteri Basuki.
Dalam kesempatan ini, dilaksanakan pula pengukuhan Dewan Arsitek Indonesia (DAI) yang bertanggung jawab dalam pengembangan arsitek di Indonesia. Anggota DAI yang baru dilantik adalah Imam Santoso Ernawi, melengkapi susunan keanggotaan DAI lainnya. Menteri Basuki berharap, DAI akan semakin meningkatkan profesionalisme, kompetensi, dan kolaborasi antar arsitek di ASEAN.