"Sedangkan untuk di NTT, pengembangan food estate terdapat di Kabupaten Belu, Sumba Tengah dan Sumba Timur. Di Kabupaten Belu, pemanfaatan air dari Bendungan Rotiklot seluas 55 ha, pemanfaatan air dari Bendungan Haliwen seluas 20 ha, dan dari Bendungan Haekrit seluas 60 ha. Juga ada pemanfaatan sumur air tanah sebanyak 23 lokasi untuk area seluas 230 ha," kata Menteri Basuki.
Sedangkan untuk di Kabupaten Sumba Tengah NTT, Menteri Basuki menyebutkan telah dilakukan peningkatan Jaringan Irigasi Embung Lokojange dengan luas layanan 260 ha dan pemanfaatan air tanah lewat pembuatan sumur.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
"Untuk di Sumba Timur, pengembangan lahan sorgum sangat didukung dengan ketersediaan air tanah yang banyak dan aktifnya petani, untuk itu salah satunya Kementerian PUPR bangun 4 titik sumur bor dan 50 titik sumur gali untuk melayani 389 ha lahan masyarakat di Desa Patawang," ujarnya.
Terakhir untuk food estate di Keerom, Papua, Menteri Basuki mengatakan, pada tahap pertama Kementerian PUPR mulai menyiapkan food estate di lahan eks-sawit seluas 3.000 ha. "Sejauh ini sudah dilakukan olah tanah siap tanam seluas 500 ha, kalau ini dapat ditanami dengan baik baru dilanjutkan, karena ketersediaan airnya sangat cukup," kata Menteri Basuki.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan terima kasih atas kerja sama Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian sejauh ini untuk pengembangan food estate di sejumlah daerah. "Mungkin sistem pengairan ke depannya harus terus dibenahi, untuk air kami tetap berharap bantuan dari Kementerian PUPR dan kami siap mendukung," kata Menteri Pertanian. Sumber: pugoid. [jp/jup]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.