Langkah ini untuk mengurangi selisih antara kebutuhan rumah dan persediaan atau backlog perumahan di Indonesia.
"Sejalan dengan RPJM bahwa setiap tahun 200-300 ribu unit rumah sampai 2025 akan menyalurkan 1,2 juta rumah," katanya.
Baca Juga:
Erick Thohir Rencanakan Muamalat dan BTN Jadi Bank Syariah Terbesar di Indonesia
Di sisi lain, Bowo menuturkan, meski dibayangi pandemi Covid-19, perseroan tetap optimistis bisa mencapai target The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025.
Hal ini didorong salah satunya pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia masih terbuka dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.
Menurut Bowo, suatu bank dikatakan sebagai mortgage bank bila memiliki portofolio KPR setidaknya 40% dari total penyaluran kredit. Di kawasan Asia Tenggara, baru ada DBS Group dan CIMB Group yang cukup kuat di segmen ini.
Baca Juga:
Bankir Kenamaan Tanah Air, Suprajarto, Tutup Usia
Dia menuturkan, dari sisi pertumbuhan aset, Bank BTN lebih baik dari DBS dan CIMB, namun dari kualitas dan return on equity (RoE) serta net interest margin (NIM), perseroan masih lebih rendah.
Untuk itu, lanjut dia, pada tahun 2025, perseroan menargetkan bisa memiliki RoE pada kisaran 16% hingga 18% dengan terus melakukan perbaikan proses bisnis.
Adapun untuk mencapai target tersebut salah satu yang akan dilakukan perseroan yakni menurunkan biaya dana dengan menggenjot perolehan dana murah hingga dua kali lipat pada 2025 serta menjadi one stop financial solution.