WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah meluncurkan program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 di Pusat Perbelanjaan Gandaria City, Jakarta pada Kamis, (4/12). Harbolnas
merupakan program kolaboratif antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).
Program ini turut didukung
Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni serta Kementerian
Komunikasi dan Digital. Harbolnas diharapkan dapat menjadi motor pendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus penguatan ekosistem perdagangan digital nasional.
Baca Juga:
Peringatan BPKN: Harbolnas 2024 Harus Tingkatkan Kepercayaan Konsumen
Mendag Busan mengungkapkan, Harbolnas menjadi salah satu strategi penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun 2025.
"Program ini tidak hanya dipandang sebagai perayaan belanja, tetapi juga sebagai momentum strategis yang berperan sebagai stimulus dalam
meningkatkan daya beli masyarakat menjelang akhir tahun," ujarnya.
Mendag Busan menyampaikan apresiasi kepada seluruh platform niaga elektronik (e-commerce),
pelaku usaha, dan mitra pemerintah yang telah mendukung berkembangnya perdagangan melalui
sistem elektronik.
Baca Juga:
Dukung Harbolnas 2024, Mendag: Nilai Transaksi Niaga Elektronik Diproyeksi Rp487 Triliun
“Harbolnas, bukan sekadar festival belanja, tetapi instrumen strategis untuk memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan kontribusi produk lokal, serta memperluas akses
pasar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia,” ucapnya.
Pelaksanaan Harbolnas mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Tahun ini, Harbolnas akan berlangsung pada 10–16 Desember 2025, dengan enam hari khusus menampilkan produk lokal.
Pemerintah menargetkan nilai transaksi mencapai Rp33–34 triliun, atau tumbuh 10 persen dari capaian sebelumnya yang tercatat sebesar Rp31,2 triliun. Tahun ini, penjualan produk lokal ditargetkan mencapai Rp17 triliun, serta ditargetkan melibatkan setidaknya 1.000 UMKM.