Lebih lanjut, Kepala Biro Haryo mengatakan antisipasi Pemerintah terhadap perlambatan ekonomi global di tahun 2023 yang dapat menyebabkan penurunan permintaan global dan berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia ke depan.
Untuk meningkatkan resiliensi perekonomian nasional, diperlukan transimisi peningkatan kinerja ekspor melalui berbagai kebijakan, seperti pembentukan Satgas Peningkatan Ekspor, Revisi Peraturan Pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE), dan penguatan implementasi Local Currency Settlement (LCS).
Baca Juga:
TPIP-TPID Wilayah Jawa Perkuat Sinergi Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Tengah Risiko Anomali Cuaca dan Alih Fungsi Lahan
Sedangkan untuk menjaga resiliensi industri manufaktur tetap tinggi dalam menghadapi berbagai tantangan baik domestik maupun global, Pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan melalui berbagai kebijakan seperti penguatan pasar dalam negeri melalui Bangga Buatan Indonesia, Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), serta subtitusi impor dan peningkatan ekspor.
“Jadi bagaimana pentingnya kinerja ekspor kita ini tetap terjaga, sehingga kita tetap punya peran walaupun ekonomi global melambat, eskpor kita tetap terjaga sehingga nanti efeknya pertumbuhan ekonomi kita juga tetap terjaga,” pungkas Kepala Biro Haryo. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Jumat (4/8). [jp/jup]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.