WahanaNews.co, Jakarta - Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia diperkirakan akan menembus angka US$ 5.000 pada akhir tahun ini.
Pencapaian PDB per kapita sebesar itu merupakan tonggak penting bagi sebuah negara untuk memiliki standar hidup yang lebih baik.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
PDB per kapita US$ 5.000 juga menjadi penting bagi investor yang ingin berinvestasi di Indonesia. Hal ini karena mereka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usaha di Indonesia, terutama di sektor barang konsumsi.
Milestone US$ 5.000 sangat penting sehingga ada istilah "ekonomi sebuah negara dimulai saat PDB per kapita mencapai US$ 5.000".
Pencapaian PDB per kapita US$ 5.000 ini terjadi bersamaan dengan era pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto. Prabowo akan dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober mendatang.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa PDB per kapita di Indonesia per akhir 2023 mencapai US$4.919,7 atau sekitar Rp 79,06 juta per tahun (dengan kurs US$1 = Rp 16.070). Jika dirata-rata, penghasilan per bulan mencapai Rp 6,6 juta.
"PDB kita akan di atas US$ 5.000. Ini adalah milestone yang penting. Kalau PDB per kapita US$ 5.000 sudah memiliki penghasilan lebih membeli kebutuhan tersier. Tidak lagi hanya membeli kebutuhan pokok," tutur Executive Director JP Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo, melansir CNBC Indonesia, Selasa (14/5/2024).
Dia menambahkan dengan adanya penghasilan lebih untuk membeli kebutuhan tersier maka investasi terkait kebutuhan tersier diharapkan akan meningkat. Termasuk di antaranya adalah consumer goods dan sektor keuangan. Kondisi ini akan memicu investor masuk ke Indonesia secara signifikan.