WahanaNews.co | CEO Karex, produsen kondom di Malaysia, Goh Miah Kiat semula menduga permintaan kondom akan melonjak karena orang-orang terkurung di rumah mempraktikkan pengendalian kelahiran karena ketidakpastian ekonomi.
Namun demikian, produsen alat kontrasepsi terbesar di dunia tersebut justru mengklaim bahwa bisnis kondom telah lesu secara finansial di tengah pandemi virus corona, dengan penjualan menurun sebanyak 40 persen selama dua tahun terakhir.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Goh juga memperkirakan kelangkaan kondom pada saat itu menyusul penutupan pabrik akibat pandemi.
Sebaliknya, permintaan kondom justru merosot, tidak hanya untuk Karex tetapi juga yang lainnya seperti Durex dan Trojan.
"Sebagian besar [kondom] didistribusikan oleh pemerintah di seluruh dunia, yang telah mengurangi [distribusi] secara signifikan selama Covid-19," kata Goh kepada Nikkei, seperti dikutip SCMP.
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
"Misalnya, di Inggris, [National Health Service] menutup sebagian besar klinik yang tidak penting karena Covid, termasuk klinik kesehatan seksual yang membagikan kondom juga ditutup."
Pemasok alat kontrasepsi Malaysia dilaporkan memproduksi lebih dari 5,5 miliar kondom setiap tahun dan beroperasi di 140 negara di seluruh dunia. Mereka juga memasok sesama perusahaan kondom seperti Durex, yang telah mengalami penurunan penjualan serupa selama pandemi virus corona.
CEO Karex Goh Miah Kiat mengaitkan penjualan kondom yang lesu dengan serangkaian faktor terkait pandemi, termasuk pemerintah menghentikan distribusi dan penurunan paradoks dalam seks selama lockdown.