"Jadi biasanya SMI mendampingi Pemda untuk melakukan identifikasi proyek ya, underlying proyek, yang tentunya dalam kewenangan Pemda dan dapat dibiayai oleh PT SMI. Ya berbagai upaya ya, disitu penyiapan feasibility study, termasuk bahkan detail engineering design, termasuk juga dokumen lingkungan, karena aspek sustainability kan paling penting ya, dan SMI sudah menerapkan standar tersebut. Dan ada beberapa aspek penyiapan, bahkan PT SMI memberikan hibah dalam bentuk technical assistance," tambah Edwin.
PT SMI sangat mendukung upaya pemerintah untuk menerapkan pemerataan pembangunan di seluruh daerah di Indonesia. Hal itu terlihat dari sebaran wilayah yang mendapatkan pembiayaan daerah reguler dari PT SMI, terbanyak berasal dari Indonesia bagian Timur.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Sektor Keuangan Jadi Game Changer Pembangunan Indonesia
Berdasarkan komitmen, 43% pinjaman reguler tersalur ke wilayah Sulawesi, disusul ke wilayah Maluku dan Papua sebesar 22%. Sisanya Kalimantan 18%, Sumatera 10%, Jawa 6%, serta Bali dan Nusa Tenggara 1%.
PT SMI juga berperan dalam membantu peningkatan kesehatan masyarakat lewat pembiayaan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah. Sejak tahun 2016, PT SMI telah berkomitmen membiayai Pembangunan 13 RSUD dengan skema pinjaman daerah reguler, dengan total nilai komitmen sebesar Rp2,3 triliun.
Beberapa RSUD yang dibangun dengan bantuan fasilitas pembiayaan dari PT SMI, diantaranya RSUD kelas B Provinsi Sulawesi Utara, RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan juga RSUD Kabupaten Konawe. Bahkan, pembangunan RSUD Kabupaten Konawe mendapat pujian dari Presiden Joko Widodo.
Baca Juga:
Selenggarakan Forum Bakohumas, Kemenkeu Tekankan Langkah-langkah Pengelolaan Anggaran Jelang Akhir Tahun
Di sela-sela kunjungan kerjanya di Provinsi Sulawesi Tenggara, Presiden mengapresiasi langkah Pemerintah Daerah Konawe, yang membangun rumah sakit dengan menggunakan pinjaman dari PT SMI. Pembiayaan PT SMI di RSUD Konawe, meningkatkan nilai tambah sebanyak 0,27% dan peningkatan lapangan pekerjaan 0,08%.
Tak hanya pembangunan rumah sakit, pinjaman daerah ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor layanan publik. Pinjaman yang diperuntukkan untuk pembangunan jalan dan jembatan, mendapat porsi paling besar, yaitu sebanyak 39%. Selanjutnya sektor sumber daya air sebesar 15%, sektor kesehatan sebesar 14%, sektor olahraga 11%, dan sektor lainnya sebanyak 21%.
“Kalau dilihat dari diversifikasi sektor, public works ya, jalan, jembatan. Itu rasanya mendominasi paling besar,” ujar Edwin menambahkan. Selain itu, sektor lain yang cukup dominan mendapatkan kucuran dana adalah sektor transportasi dan kesehatan.