WahanaNews.co | Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, surplus neraca perdagangan pada bulan April 2022 mencapai 7,56 miliar dollar AS.
Jumlah tersebut merupakan rekor baru dalam kinerja negara perdagangan. Surplus tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
Baca Juga:
Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jakarta Sebesar 0,32 Persen
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, surplus tertinggi sebelumnya diraih pada bulan Oktober 2021 mencapai 5,74 miliar dollar AS.
"Ini adalah rekor baru, sebelumnya tertinggi pada bulan Oktober 2021 yaitu sebesar 5,74 miliar dollar AS. Jadi surplusnya (tertinggi) sepanjang sejarah," ucap Margo dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).
Capaian surplus para bulan April ini juga menjadi surplus ke-24 selama berturut-turut. Secara kumulatif, Indonesia sudah mencatat surplus sebesar 16,89 miliar dollar AS.
Baca Juga:
Nilai Ekspor Aceh Hingga Triwulan III-2024 Capai 486,1 Juta Dolar AS
Nilainya surplus secara kumulatif lebih besar ketimbang surplus kumulatif Januari-April tahun 2020 maupun Januari-April tahun 2021.
"Pada April 2022 (terjadi) surplus 7,56 miliar dollar AS. Surplus ini beruntun selama 24 bulan. Ini adalah kinerja terbaik surplus selama Januari-April," sebut Margo.
Surplus terbesar dengan AS
Margo menjelaskan, komoditas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS15) dan bahan bakar mineral (HS27). Surplus ini terjadi dengan tiga negara utama, yakni Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina.
Dengan AS kata Margo, RI mencatat surplus sebesar 1.627,5 juta dollar AS, komoditasnya yaitu pakaian dan aksesories lainnya, serta alas kaki. Sementara dengan India sebesar 1.538,8 juta dollar AS.
"Penyumbang surplus (dengan India) adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati. Lalu, surplus terbesar ketiga adalah dengan Filipina sebesar 977,9 juta dollar AS, berasal dari bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya," tandasnya. [rsy]