Meskipun jadi salah satu kopi terbaik di dunia, sayangnya Indonesia masih mengalami banyak kendala. Salah satunya adalah proses pengolahan dan pemasaran.
Petani kopi di Indonesia memiliki masalah klasik yakni kesulitan menjual produk. Kebanyakan petani kopi belum memiliki kemampuan untuk mengolah bijih kopi menjadi produk siap jual.
Hal ini juga dirasakan pada petani Kopi Arabica Kintamani "Langit Bali". Padahal kualitas kopi mereka tak kalah dari wilayah Indonesia lain, sebut saja kopi Aceh maupun Lampung.
Sekretaris Perusahaan Askrindo Cahyo Hari Purwanto menjelaskan petani kopi ini bisa menanam, tapi belum bisa mengolah dan menjualnya dengan baik. Hal ini menjadi salah satu permasalahan klasik yang dihadapi petani kopi.
"Kita bantu dari mulai bahan baku, proses, hingga pemasaran. Tidak hanya modal, tapi butuh juga keahlian. Makanya kita bantu pendidikannya juga, nanti bisa produksi sekaligus marketing, sehingga bisa sampai ekspor," jelas Cahyo.
Menurut Cahyo, kurangnya alat mengolah kopi membuat petani memilih datang ke tempat roaster, padahal biaya yang dikeluarkan untuk proses tersebut tidaklah murah.
"Mereka ke roaster. Mau enggak mau harganya ditekan. Petani keuntungan hanya 10 persen. Barista 60 persen. Kalau mereka bisa menekan cost di tempat ini, saya kira itu baik," ungkap dia.
Untuk itu, pelatihan marketing bagi petani sangat penting. Dengan begitu, petani kopi tidak hanya jago menanam saja, namun juga mahir berjualan produknya.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.