WahanaNews.co | Modus penipuan yang dilakukan oleh Indra Kenz dan kawan-kawannya ternyata bukan hal baru.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengungkapkan modus penipuan seperti yang menjerat pelaku kasus investasi binomo, Indra Kenz, sudah ada sejak tahun 90-an.
Baca Juga:
Tahun 2022 Masyarakat Rugi Akibat Investasi Bodong Melesat Jadi Rp 109 Triliun
Ivan menyebut yang membedakan hanya media penipuannya.
"Apa yang dilakukan oleh crazy-crazy tadi bukan sesuatu yang baru, bukan sesuatu yang baru, dia transfer ke sana ke sini itu bukan sesuatu yang baru," ucap Ivan dalam pertemuan dengan sejumlah media di kantornya, Kamis (14/4/2022).
"Yang baru hanyalah dia menciptakan platform untuk media untuk melakukan penipuan," lanjutnya.
Baca Juga:
Alasan Hakim Putuskan Aset Kenz Jadi Sitaan Negara: Tumpas Perjudian
Menurut Ivan, di era 90-an penipuan itu biasanya berkedok tabungan, menjanjikan umrah, hingga pembangunan masjid. Modus penipuan menurutnya dari dulu hingga saat ini sama saja.
Untuk penyimpanan aset, menurut Ivan, mereka yang menipu rata-rata menghabiskan uangnya dengan membelikan kendaraan.
Di tahun 1993 mereka membeli Toyota Corolla dan saat ini kendaraan yang dibeli Ferrari.
"Yang tahun 1993 dibelikan mobil, sekarang dibelikan mobil, yang tahun sana dibelikan mobil Toyota Corolla, sini dibelikan mobil Ferrari, Lamborghini, kaya gitu-gitu aja," jelasnya.
Penipuan zaman dulu juga disebut tidak terlalu menggunakan teknologi.
Namun, penipuan saat ini memakai teknologi.
"Yang sana cuma lokal-lokal aja dari satu desa dipindah ke desa lain transfernya, yang sini sudah ke luar negeri. Yang sana tanpa komputer di sini sudah menggunakan komputer, begitu saja, yang beda hanya media penipuannya saja, selebihnya sama," pungkasnya. [rin]