WahanaNews.co, Jakarta - Prabowo Subianto mengungkapkan perusahaan pelat merah tidak perlu lagi berbisnis hotel.
Hal ini diungkapkan Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden itu ketika menghadiri Mandiri Investment Forum 2024 di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Baca Juga:
DAMRI Realisasikan 90 Unit Bus Listrik Tipe High Deck di Tahun 2024
Pada acara itu juga dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir. "Kita tidak perlu hotel BUMN. Menurut Anda bagaimana Bapak Erick (Menteri BUMN)? Tapi saya minta nasehat Anda. Saya ingin mengambil pendekatan yang masuk akal, saya ingin mendapatkan nasehat sebanyak-banyaknya dari manapun, dan saya ingin input-input yang terbaik," kata Prabowo dalam sambutannya.
Menurut Prabowo, Indonesia terbuka akan investasi dari mana pun. Ia juga berencana memberikan ruang untuk sektor swasta untuk menjalankan bisnis di Indonesia.
"Jika tidak ada alasan strategis, mungkin kita harus punya program rasionalisasi dan menswastakan banyak perusahaan BUMN," katanya.
Baca Juga:
Pertamina Pastikan Kebutuhan Energi Nasional Aman Hadapi Nataru
Menurut Prabowo negara bisa membuat regulasi dan melakukan pemantauan. Selain itu negara juga bisa mengambil keputusan yang strategis.
"Pada dasarnya saya tidak melihat contohnya kenapa kita (negara) butuh hadir di setiap sektor ekonomi. Saya pikir pariwisata di tahun 50an negara harus menjadi pioneer. Tapi sekarang kita harus memberikan ruang bagi swasta untuk lebih mendominasi," jelasnya.
Merespons hal tersebut, Erick mengatakan bahwa dahulu setiap BUMN memiliki hotel. "Sekarang zaman saya hotel dikonsolidasikan ke dalam satu payung yaitu jumlahnya 122 hotel," katanya.
Erick juga mengatakan bahwa selama memimpin Kementerian BUMN, dia telah melakukan transformasi dengan menyederhanakan jumlah perusahaan pelat merah.
Sebagai informasi pada 2021, pemerintah Indonesia memiliki 108 BUMN. Kemudian saat ini telah berkurang menjadi 41 entitas. Dalam jangka panjang, pemerintah menargetkan jumlah BUMN akan sekitar 30 entitas.
[Redaktur: Alpredo Gultom]