Produk perikanan yang ditampilkan
berasal dari berbagai daerah, seperti Sumatra Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, dan Papua.
Selama pameran, peserta melakukan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) antara 3-6 kali per hari di Paviliun Indonesia. Selain dari Jepang, pengunjung paviliun berasal dari Tiongkok, Korea Selatan, India, Spanyol, Kanada, Aljazair, dan negara lainnya.
Baca Juga:
Kemenkes Gandeng Prefektur Mie untuk Fasilitasi Karier Perawat di Jepang
Salah satu buyer potensial asal Jepang menyampaikan ketertarikannya atas produk perikanan dari Indonesia karena kualitas dan dukungan kebijakan Pemerintah Indonesia atas penangkapan ikan yang terukur sehingga dapat menjaga keberlangsungan.
Selain itu, buyer juga tertarik karena lokasi Paviliun Indonesia yang strategis dan desain yang atraktif, serta penanganan produk yang menekankan kesegaran dan kualitas produk oleh tim Indonesian Trade Promotion Center Osaka, Bea Cukai Jepang, dan Garuda Indonesia.
Sementara Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo Heri Akhmadi menyampaikan, potensi pertumbuhan ekspor produk perikanan di pasar Jepang sangat menjanjikan, terutama setelah pandemi Covid-19. Salah satunya disebabkan beberapa hotel, restoran, dan tempat makan di
Jepang membutuhkan produk ikan dalam jumlah besar untuk melayani kedatangan wisatawan maupun kebutuhan rumah tangga.
Baca Juga:
Populasi Anak Jepang Cetak Rekor Terendah
“Selain pasokan domestik, Jepang juga membutuhkan pasokan produk perikanan dari luar negeri, terutama mengantisipasi kebijakan Pemerintah Jepang di dalam negeri yang turut mengatrol permintaan produk perikanan dan hasil laut tersebut,” tandas Dubes Heri.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]