WahanaNews.co, Riyadh - Pupuk Indonesia memiliki potensi untuk diminati masyarakat di Arab Saudi, terutama dengan adanya program Saudi Green dalam visi Arab Saudi 2030.
Program Saudi Green merupakan program konservasi alam yang bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hijau, seperti menanam pohon dan membuat taman. Hal ini tentunya merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk pupuk maupun nonpupuk.
Baca Juga:
Maruli Siahaan Serap Aspirasi Masyarakat Sergai dalam Reses DPR RI
Untuk memanfaatkan program Green Saudi ini, Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan Riyadh memfasilitasi pertemuan bisnis yang dilakukan secara virtual antara Senior Vice President of Internal Control Committee PT Petrokimia Gresik, I Gusti Putu Raka Arthama dengan
Pemilik Al Mahalliah Trading & Agri Co.Id Arab Saudi, Abdul Aziz M Al Telas pada Rabu (9/8).
“Pupuk Indonesia berpotensi semakin diminati masyarakat Arab Saudi. Dengan adanya pertemuan bisnis ini diharapkan akan memperkenalkan produk pupuk Indonesia ke Arab Saudi. Selanjutnya, Atdag Riyadh juga akan memfasilitasi rencana PT Pupuk Indonesia untuk melakukan ekspor produk pupuk nonbersubsidi dan produk nonpupuk (surfactan) ke Arab Saudi,” ujar Atdag Riyadh Gunawan.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz menyampaikan, pertemuan bisnis ini merupakan upaya konkret untuk mengantisipasi pelemahan ekonomi dunia.
Baca Juga:
Sekda Sumsel Terima Audiensi Direktur Bank Sampah Indonesia Bahas Program Palembang
“Pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi, khususnya produk pupuk dan nonpupuk nonsubsidi,” urainya pada kesempatan terpisah.
Gunawan menjelaskan, berdasarkan data statistik perdagangan, Indonesia mengekspor produk pupuk ke Arab saudi sejak dua tahun lalu, yaitu pada 2022 sebesar USD 83 ribu dan pada 2021 sebesar USD 179 ribu.
“Nilai ekspor ini kecil dan terbatas pada produk mineral atau pupuk kalium kimia (chemical potassic fertilisers) saja,” tambah Gunawan.