WahanaNews.co | Produk dekorasi rumah dan interior Indonesia berhasil meraup potensi transaksi USD 2,33 juta atau sekitar Rp36 miliar di pameran The 95th Tokyo International Gift Show (TIGS) yang berlangsung pada 15-17 Februari 2023 di Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang.
Keikutsertaan Indonesia pada pameran ini terlaksana atas kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia Tokyo dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Osaka serta didukung Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat, dan ASEAN Japan Center (AJC).
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Sektor Perumahan Punya Multiplier Effect Tinggi untuk Perekonomian
TIGS 2023 merupakan pameran tahunan internasional yang khusus menampilkan produk suvenir (gift) dan perlengkapan rumah tangga, seperti pakaian, aksesori, perabot rumah tangga, furnitur, dan kerajinan tradisional.
Adapun 15 negara yang turut berpartisipasi pada TIGS 2023 diantaranya Indonesia, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Vietnam, Italia, Inggris, Jerman, Peru, Amerika Serikat, dan Hongkong.
Hadir pada pembukaan pameran, yaitu Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, Ketua Dekranasda Jawa Barat Atalia Praratya, serta Kepala ITPC Osaka RM Dicky Farabi.
Baca Juga:
Indonesia Dorong Percepatan Aksesi OECD dan Integrasi Ekonomi ASEAN untuk Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan
“Pameran ini diharapkan dapat mendorong kontak dagang dengan mitra bisnis di Jepang. Selain itu, diharapkan terciptanya potensi transaksi dari dua arah, baik antara ekshibitor dan pengunjung maupun antar-sesama ekshibitor,” ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi.
Selama tiga hari pelaksanaan pameran, Paviliun Indonesia dikunjungi sekitar 2.000 orang. Paviliun Indonesia menghadirkan delapan pelaku usaha unggulan Indonesia serta dua importir produk Indonesia.
Adapun delapan perusahaan Indonesia tersebut, yaitu PT Oemah Mega Quanza dari Bogor untuk produk tas dan bantal hewan peliharaan; PT Surya Java Furnindo dari Semarang untuk nampan kayu dan dekorasi rumah; Klambikoe dari Jawa Barat untuk baju luaran (fesyen outer); Batik Komar dari Jawa Barat untuk fesyen batik; Boolao dari Jawa Barat untuk fesyen batik dan ecoprint; Inna Scarf dari Jawa Barat untuk tas wanita berbahan mendong; Mouza dari Jawa Barat untuk fesyen muslim dan aksesori; serta Shibotik dari Jawa Barat untuk fesyen batik, blus, gaun, celana, rok, dan syal.
Sedangkan dua importir produk Indonesia dari Tokyo, yaitu Loop Co. Ltd untuk furniture kayu dan rotan; serta S.S.K Planning Co ltd untuk dekorasi rumah, interior, suvenir, dan etnik.
Dicky menjelaskan, salah satu pelaku usaha peserta yang tergabung dalam Paviliun Indonesia, Oemah Mega Quanza, telah mengikuti program Aku Siap Ekspor (ASE).
Program ASE adalah pelatihan yang digagas Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), dan Business and Export Development Organization (BEDO).
“Program ASE merupakan salah satu program terobosan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag bekerja sama dengan kementerian/lembaga serta dibimbing pelatih yang ahli di bidangnya. Melalui pembinaan dari hulu ke hilir hingga dukungan promosi oleh perwakilan perdagangan di luar negeri di antaranya Jepang, diharapkan akan lebih banyak mencetak eksportir unggulan Indonesia,” ujar Dicky.
Sementara itu, Dubes Heri menyampaikan, keikutsertaan Indonesia pada TIGS 2023 sebagai ajang untuk menunjukkan keunggulan ragam kerajinan khas Indonesia yang berpotensi mengisi pasar yang ditujukan untuk produk hadiah, suvenir, dan barang keperluan rumah tangga di Jepang yang terus berkembang. [jp/jup]