Keran ekspor Ubi Cilembu mulai terbuka setelah ubi madu ini mengantongi sertifikat Indikasi Geografis (IG) pada 2013.
Permintaan dari Singapura, Malaysia, dan Hong Kong pun meningkat.
Baca Juga:
Resmikan 3 Gedung Fakultas Baru Di IPDN, Menko AHY Sampaikan 3 Poin Besar
Menurut Hadie, ekspor perdana sebanyak 10 ton itu merupakan kolaborasi antara Prima Indotrade Jaya, Asaguci, dan para alumni Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Tanjungsari, Sumedang.
Asaguci selama ini bermitra dengan petani ubi cilembu di empat kecamatan di Sumedang, yakni Pamulihan, Rancakalong, Tanjungsari, dan Sukasari.
Luas lahan budi daya ubi mencapai 462 hektare dengan kapasitas produksi 12-20 ton per hektare per musim (4,5 - 5 bulan).
Baca Juga:
Travel Umrah Bodong Tipu 50 Warga Banten, Korban Ditelantarkan di Hotel
Selain diekspor, Ubi Cilembu juga dipasok ke berbagai daearah di Indonesia.
Hadie mengatakan, sejauh ini, pihaknya cukup kewalahan memenuhi permintaan pasar.
"Di dalam negeri saja permintaanya cukup banyak, sekitar 60 ton per hari," ungkapnya. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.