WAHANANEWS.CO, Jakarta - Real Estate Indonesia (REI) memandang prospek pasar properti pada 2025 dengan optimisme, terutama untuk sektor hunian rakyat.
Keyakinan ini didukung oleh program ambisius 3 juta unit hunian per tahun yang digagas oleh pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Baca Juga:
Toko Ken, Distributor Resmi YKK AP untuk Kusen Aluminium Kini Hadir di Serpong
Wakil Ketua Umum DPP REI, Bambang Ekajaya, menyatakan bahwa program ini sangat prospektif, terlebih dengan adanya rencana peningkatan kuota rumah subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga 800 ribu unit pada 2025.
"Tambahan usulan FLPP hingga 800 ribu unit dan diperpanjangnya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) membuat prospek pasar semakin menjanjikan," ujar Bambang, mengutip Kontan.co.id, Selasa (24/12/2024).
Meski demikian, REI menggarisbawahi tantangan yang muncul, terutama dari terbatasnya anggaran Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), yang hanya dialokasikan sebesar Rp 5,07 triliun.
Baca Juga:
Berikut 5 Cara Jitu Menghilangkan Jamur pada Dinding Beton
Bambang menilai alokasi ini terlalu kecil dan berpotensi menghambat realisasi program 3 juta hunian tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan tambahan dari Kementerian Keuangan untuk memastikan pendanaan yang memadai, khususnya melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi.
Selain kendala anggaran, industri properti juga menghadapi tantangan lain, seperti pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% mulai tahun depan, di tengah melemahnya daya beli masyarakat.
"Meski insentif PPNDTP membantu, manfaatnya hanya berlaku untuk rumah siap huni. Konsumen non-subsidi tetap akan dibebani PPN 12%," jelas Bambang.
REI mengharapkan pemerintah terus berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan sektor properti melalui kebijakan fiskal yang kondusif dan insentif yang berkelanjutan.
"Kami berharap dukungan pemerintah dapat lebih maksimal, baik dari sisi pendanaan maupun kebijakan, agar industri properti terus berkembang positif," tutup Bambang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]