WahanaNews.co | Wall Street bersiap untuk menghadapi pertumbuhan pendapatan iklan global paling lambat dalam sejarah sektor media sosial.
Ini disebabkan persaingan yang semakin ketat dari TikTok dan Apple dalam periklanan yang mengancam untuk menambah kesengsaraan ekonomi pada kuartal kedua.
Baca Juga:
Bawaslu Kubu Raya Selidiki Dugaan Kampanye Pilkada Difasilitasi Dinas Pendidikan Setempat
Harapan suram muncul setelah ledakan pada 2021, ketika penjualan iklan media sosial di Amerika Serikat tumbuh 36% mencapai 58 miliar dolar AS (Rp 870 triliun) karena banyak brand meningkatkan anggaran pemasaran untuk pulih dari pandemi dan menjangkau pelanggan secara online.
Akan tetapi platform media sosial sejak itu memperingatkan investor dan karyawan bahwa gelombang sedang berubah ketika inflasi bertahan dan menjadi tertinggi dalam 40 tahun terakhir, ini membuat brand kini lebih mengetatkan bujet iklan.
Kepala Eksekutif Meta Platform Mark Zuckerberg mengatakan kepada karyawan bulan lalu bahwa perusahaan memangkas rencana perekrutan dan bahwa "ini mungkin salah satu penurunan terburuk yang pernah dilihat dalam sejarah baru-baru ini."
Baca Juga:
YLKI Wanti-wanti Konsumen Jangan Asal Viralkan Keluhan di Medsos, Ini Risikonya
Snap Inc, yang memiliki Snapchat dan akan melaporkan pendapatan, sebelumnya mengatakan pihaknya memperkirakan akan melewatkan perkiraan pendapatan kuartalannya sendiri karena kondisi ekonomi yang memburuk.
Penjualan iklan media sosial global sekarang diperkirakan tumbuh sebesar 11%, laju paling lambat dalam catatan sejarah mereka, menurut perusahaan intelijen media MAGNA, yang menurunkan perkiraan pertumbuhan iklan dari 18%.
Analis memperkirakan beberapa tingkat pertumbuhan melambat setelah 2021.