WahanaNews.co | Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengharap RI tidak sekedar menjadi konsumen produk halal, tetapi juga menjadi produsen produk halal terbesar di dunia.
DIa berharap agar Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri produk halal global.
Baca Juga:
Kemenperin Dorong Penyerapan Batik IKM Jadi Seragam Jemaah Haji
Tidak sekedar menjadi konsumen produk halal, tetapi juga menjadi produsen produk halal terbesar di dunia.
Menperin menyampaikan, dengan penduduknya mayoritas muslim, Indonesia merupakan konsumen produk halal terbesar di dunia. Pada 2020, pengeluaran penduduk muslim Indonesia untuk produk dan layanan halal mencapai US$ 184 miliar. Pada 2025 nanti, angkanya diproyeksikan meningkat hampir 15% menjadi US$ 281,6 miliar.
“Spending umat muslim Indonesia tersebut menjadikan Indonesia sebagai konsumen produk halal terbesar di dunia. Dengan potensi pasar yang sangat besar tersebut, wajar jika negara-negara lain menjadikan Indonesia sebagai target utama pasar produk halal mereka. Ini yang harus membuat kita siap,” kata Menperin di acara kick off Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2022, Jumat (30/9//2022).
Baca Juga:
Pacu Kesiapan IKM Terapkan Teknologi Digital, Kemenperin Gelar Workshop INDI 4.0
Menperin menyampaikan, dengan keuntungan Indonesia yang masih menikmati bonus demografi, peluang ini harus bisa dimanfaatkan dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di industri halal global.
“Bonus demografi perlu dioptimalkan untuk membuka peluang-peluang bagi pelaku industri halal nasional untuk menjadikan kita pemain utama industri halal global. Tidak lagi sekedar menjadi target pasar produk halal, tetapi menjadi produsen produk halal,” kata Menperin.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di kesempatan sebelumnya juga mengungkapkan, sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia sebetulnya memiliki kekuatan yang potensial sebagai pemain utama industri halal global.
"Kita harus meningkatkan kapabilitas kita. Jangan di era dunia yang berubah, kita tertinggal. Kita hanya jadi penonton, ini banyak tanda-tandanya. Kita merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Tetapi kalau bicara industri halal, di 10 besar negara yang memproduksi produk-produk halal, Indonesia tidak masuk,” kata Erick.
Atas kondisi ini, Erick Thohir meminta seluruh elemen masyarakat untuk tidak saling menyalah-nyalahkan. Adapun yang terpenting, melakukan introspeksi diri dan membangun diri.
“Di 10 besar ada negara Amerika Serikat, Brasil, Taiwan. Sementara, tidak ada Indonesia. Ini salah siapa? Salah kita. Kita tidak boleh menjadi generasi yang terus menyalah-nyalahkan tanpa kita introspeksi diri, tanpa kita membangun diri,” kata Erick Thohir. [tum]