"Kami mendukung penuh pembahasan ke arah perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Mesir. Indonesia adalah mitra bisnis strategis dan saudara tua bagi Mesir. Produk-produk Indonesia
merupakan produk penunjang industri bagi Mesir. Dengan kesepakatan ini, Indonesia dapat memanfaatkan fasilitas dan kemudahan investasi di Mesir serta membuka peluang bisnis dan investasi di Zona Ekonomi Terusan Suez yang dimiliki Mesir," jelas Yahya.
Dirjen Djatmiko menambahkan, tren perdagangan Indonesia-Mesir menunjukkan pertumbuhan positif
sebesar 8,65 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2019—2023). Ini merupakan pertanda
baik bagi kedua negara.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang
“Selama lima tahun terakhir, nilai perdagangan antara Indonesia dan Mesir menunjukkan pertumbuhan yang positif. Tren perdagangan ini diharapkan dapat mencapai USD 3 miliar dalam 5 tahun mendatang,” tambah Djatmiko.
Pada Januari—Mei 2024, perdagangan kedua negara mencapai USD 570,4 juta. Pada periode tersebut, nilai ekspor Indonesia ke Mesir mencapai USD 493 juta dan impor Indonesia dari Mesir sebesar USD 77,5 juta.
Sementara pada 2023, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 1,51 miliar, dengan
ekspor Indonesia ke Mesir sebesar USD 1,31 miliar, dan impor Indonesia dari Mesir sebesar USD 201,4 juta.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Perdagangan Kanada
Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus perdagangan terhadap Mesir sebesar USD 1,11
miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Mesir di antaranya minyak sawit dan turunannya, biji kopi, rempah-rempah, kelapa, bubuk kakao, produk perikanan dan hasil laut, benang tekstil, produk kayu, ban kendaraan, kendaraan penumpang, dan produk potensial lainnya.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]