Keputusan Megawati menjual saham BUMN telekomunikasi menuai kritik keras.
Saat itu, Indosat dinilai sebagai aset strategis dan dianggap sebagai BUMN yang menguntungkan.
Baca Juga:
Siapkan Koneksi Andal Tanpa Hambatan selama Idulfitri, Trafik Data Indosat Melonjak 21%
Pemerintah Indonesia saat itu melakukan divestasi 517,5 juta saham, mewakili sekitar 50,0% dari saham Seri B dalam dua tahap.
"Pada bulan Mei 2002, Pemerintah menjual 8,1% dari saham kami yang beredar melalui tender global yang dipercepat. Pada bulan Desember 2002, Pemerintah melakukan divestasi 41,9% saham Seri B kami kepada mantan anak perusahaan STT Communications Ltd (STT)," dikutip dari laman resmi perusahaan, Minggu (26/9/2021).
Berselang beberapa tahun kemudian, pada masa kampanye Pilpres, tepatnya 2014 lalu, Putri Soekarno, Diah Mutiara Sukmawati, menegaskan latar belakang dijualnya Indosat ke Singapura karena perekonomian terdampak krisis.
Baca Juga:
Hadapi Lonjakan Konektivitas Saat Ramadan dan Lebaran, Indosat Perkuat Jaringan dengan AI
Adik Megawati Soekarnoputri itu mengamini penjelasan Capres Joko Widodo dalam debat putaran ketiga.
"Ya jelas kan memang dijual karena ada krisis yang luar biasa," kata Sukmawati kepada wartawan, usai debat Capres di Hotel Holiday Inn Jakarta, Minggu (22/4/2014).
Kini, setelah merger, CK Hutchison akan mendapatkan 50% saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8% sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33% saham di Ooredoo Asia.