WahanaNews.co | Nilai tukar rupiah, Selasa (15/2) pagi menguat 13 poin atau 0,09 persen. Rupiah berada di level Rp14.313, menguat dari perdagangan sebelumnya yakni Rp14.326 per dolar AS.
Sementara, mata uang di Asia terpantau bergerak bervariasi. Tercatat, yen Jepang menguat 0,16 persen, dolar Hong Kong minus 0,01 persen, dolar Singapura naik 0,03 persen, won Korea Selatan minus 0,17 persen, dan peso Filipina turun 0,07 persen.
Baca Juga:
Kinerja “Trump” Berada dalam Kelesuan di Tengah Menekan Rupiah, Dolar AS Kukuh di Atas 16.300
Sedangkan yuan China menguat 0,07 persen, ringgit Malaysia naik 0,06 persen, dan bath Thailand menguat 0,21 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif pada pagi ini. Terpantau, euro naik 0,04 persen, dolar Australia turun 0,04 persen, dolar Kanada turun 0,05 persen, franc Swiss naik 0,09 persen, dan poundsterling Inggris naik 0,7 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah mampu melanjutkan penguatannya. Namun, tekanan terhadap rupiah juga belum hilang.
Baca Juga:
Heboh Dollar AS ‘Anjlok’ Jadi Rp8.170 di Google, Ini Klarifikasi Google dan BI
Ia menilai rupiah berhasil menguat kemarin di tengah banyaknya tekanan, seperti rencana invasi Rusia ke Ukraina, kenaikan inflasi global, ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif, serta tingginya kasus covid di Indonesia.
"Faktor penekan rupiah tersebut masih belum hilang," katanya.
Sementara, penguatan rupiah didukung oleh bantahan Rusia soal invasi ke Ukraina, data pertumbuhan penjualan ritel Indonesia pada Januari yang membaik, dan pengumuman pelonggaran PPKM level 3.