WahanaNews.co, Jakarta - Duta Besar Republik Rwanda Sheikh Abdul Karim Harelimana menegaskan Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 sangat penting bagi Indonesia dan Rwanda, serta bagi negara-negara Afrika lain dalam mengatasi tantangan-tantangan di bidang lingkungan dan ekonomi.
Tantangan-tantangan yang ia maksud antara lain adanya ketidakseimbangan dalam perdagangan dan pertukaran komoditas antara negara-negara berkembang dan negara-negara maju.
Baca Juga:
WamenEkraf Ajak AINAKI Perkuat Kolaborasi Kembangkan Industri Animasi Indonesia
"Global North (negara-negara maju) mengambil bahan baku mentah dan dengan harga yang sangat murah. Ketika mereka mengolahnya di negara mereka, di pabrik-pabrik mereka, dan di industri-industri mereka, mereka membawanya kembali ke negara-negara berkembang dengan harga yang sangat tinggi dan sangat mahal," katanya pada Kamis (22/8/2024) di Jakarta.
Tantangan lainnya adalah degradasi lingkungan yang terus meningkat, terutama di negara-negara Barat, dimana perindustriannya menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga menimbulkan dampak yang besar bagi seluruh dunia.
"Dan ketika kita membahasnya, ketika kita mencarikan solusi untuk itu, mereka melihatnya dari perspektif ekonomi mereka, dari sisi ekonomi yang tidak ingin mereka hilangkan (mengalami kerugian)," katanya.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
Harelimana berharap melalui Forum Indonesia-Afrika yang ke-2, Indonesia dan negara-negara Afrika dapat menemukan solusinya sendiri atas tantangan-tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang.
"Jadi, jika negara-negara Belahan Bumi Selatan memahami bahwa masalah-masalah ini memerlukan perhatian mereka dan solusi dari dalam diri mereka sendiri, saya berharap dengan forum ini, kita akan mampu menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan ini," katanya.
Dengan mengambil tema "Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063", Forum Indonesia-Afrika ke-2 diharapkan dapat menjadi pondasi dalam pembangunan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika di masa mendatang.