Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Berdasarkan survei tiga tahunan OJK tahun 2022, tingkat literasi keuangan di Jawa Tengah pada tahun 2022 sebesar 51,69 persen. Meningkat dibanding tahun 2019 sebesar 47,83 persen.
Sementara untuk tingkat inklusi keuangan di Jawa Tengah pada 2019 sebesar 65,71 persen dan pada tahun 2022 sebesar 85,97 persen.
Baca Juga:
Dear Traveler! Coba 4 Aktivitas di Desa Wisata Pentingsari Ini
"Tentunya kami perlu didampingi agar inklusi ini semakin bagus, nanti kami yang menggerakkan dari sisi massa," kata Ganjar.
Desa-desa wisata atau pelaku UMKM yang sukses dari sisi inklusi keuangan termasuk literasinya di level lokal akan ditampilkan agar dapat menjadi role model bagi penggerak desa wisata atau pelaku UMKM lainnya.
"Yang lain tinggal meniru saja, tidak perlu berimajinasi. Bagaimana manajerialnya, bagaimana cara marketing yang efektif atau akses-akses keuangan yang mesti didapat. Karena sebenarnya fasilitas (keuangan) cukup banyak," kata Ganjar.
Baca Juga:
Dear Traveler! Ini 3 Ide Liburan Seru di Desa Maria NTB
Sementara Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya dari pihaknya untuk melakukan percepatan akses keuangan daerah. Di mana kali ini kegiatan dihadirkan di Jawa Tengah, provinsi dengan seluruh wilayahnya sudah memiliki Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
"Dan hari ini kenapa kita spesial mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif karena memang kita punya program desa wisata dan ekosistem keuangan inklusif," ujar Friderica.
Ia mengatakan, setiap peningkatan indeks inklusi keuangan akan meningkatkan indeks pembangunan manusia sebesar 0,16 persen. Sumber: kemenparekrafgoid. [jp/jup]