WahanaNews.co, Sleman - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong santri terus memaksimalkan saluran digital guna menghadirkan konten-konten yang inspiratif.
"Karena sesungguhnya manusia yang paling bermanfaat adalah manusia yang memberikan manfaat kepada sesama. Kalau kita bisa menciptakan konten yang mengedukasi dan bermanfaat, maka kita bisa menjadi manusia yang terbaik sekaligus membuka peluang usaha dan lapangan kerja," ujar Menparekraf Sandiaga saat hadir di acara "Santri Digitalpreneur Indonesia" di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II, Sleman, DIY, Jumat (19/7/2024).
Baca Juga:
Harmoni Budaya dan Alam: Seba Baduy Perkuat Wajah Pariwisata Nasional
Menparekraf Sandiaga mengatakan, ketertarikan masyarakat terhadap konten-konten yang inspiratif saat ini semakin tinggi. Di platform YouTube misalnya, terjadi peningkatan sebesar 10 persen atas konten-konten yang menyajikan nilai-nilai edukasi. Engagement juga meningkat hingga 30 persen dibanding tahun lalu.
Begitu juga di platform Facebook. Meski saat ini tingkat pengguna Facebook menurun secara global, namun konten yang menyajikan edukasi meningkat 25 persen.
Untuk itu, Menparekraf Sandiaga menjelaskan, Kemenparekraf menghadirkan pelatihan dan program yang bisa menginspirasi para santri dan pondok pesantren.
Baca Juga:
Kemenparekraf Perkuat Peran Perempuan di Ekonomi Digital Lewat Creators Lab
"Termasuk Santri Digitalpreneur Indonesia," kata Sandiaga.
Acara Santri Digitalpreneur Indonesia di Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi II berlangsung selama empat hari pada 18-21 Juli 2024 dan diikuti santri dari 10 pondok pesantren.
Melalui pelatihan ini para santri diharapkan dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk berdakwah di era digital dengan penuh semangat dan dedikasi. Para santri juga diharapkan mampu menciptakan konten dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif, sehingga dapat menyebarkan nilai-nilai Islam secara luas dan efektif.
Mereka diarahkan agar menjadi pionir dalam menyebarkan dakwah Islam dan membangun komunitas online yang positif dan memiliki pengaruh bagi perkembangan Islam di Indonesia.
Menparekraf Sandiaga dalam kesempatan itu juga mengapresiasi praktik digitalisasi yang sudah berjalan dengan sangat baik di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi II. Hingga saat ini telah terdapat 14 aplikasi yang digunakan dalam mendukung proses pendidikan dan administrasi di lingkungan ponpes dengan nilai perputaran mencapai Rp1,9 miliar.
"Ini luar biasa, ada 14 aplikasi yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang sudah ada di sini. Mulai dari untuk laundry, pembayaran, absen, kantin, dan sebagainya," ujar Sandiaga.
"Jadi ini selain memudahkan keseharian dari para santri dan para guru-guru juga bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa," kata Sandiaga. Demikian dilansir dari laman kemenparekrafgoid, Sabtu (20/7).
[Redaktur: JP Sianturi]