WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memasuki satu tahun masa kepemimpinan dengan jajaran menteri ekonomi menampilkan ragam capaian yang diklaim sebagai fondasi menuju lonjakan ekonomi nasional yang lebih agresif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di atas 5 persen sepanjang masa pemerintahan, dan pada Rabu (8/10/2025) ia menegaskan bahwa capaian kuartal kedua menyentuh 5,12 persen yang menempatkan Indonesia sejajar dengan China.
Baca Juga:
Purbaya Bicara Blak-blakan, Ekonomi Era SBY Dinilai Lebih Makmur Dibanding Jokowi
Airlangga menjelaskan bahwa inflasi terkendali di angka 2,65 persen pada September 2025 dan ia menekankan bahwa kestabilan harga bahan pokok menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika global.
Ia menambahkan neraca perdagangan mencatat surplus selama 64 bulan beruntun dan cadangan devisa berada di posisi 150 miliar dollar AS disertai kinerja perbankan dengan pertumbuhan kredit berada di rentang 10 sampai 11 persen.
Dalam pemaparan berikutnya di Jakarta pada Kamis (9/10/2025), Airlangga mengungkap investasi semester pertama 2025 mencapai Rp 943 triliun atau naik 13,6 persen dari tahun sebelumnya dan ia memperkirakan kuartal ketiga akan menembus Rp 1.400 triliun.
Baca Juga:
Menkeu Purbaya Buka Peluang Naikkan TKD 2026, Tapi Syaratnya Ketat
Target investasi nasional yang ditetapkan melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau BKPM yaitu Rp 1.905,6 triliun pada 2025 disebutnya berada di jalur yang sesuai dan perlahan tercapai secara bertahap sebagai bagian dari penguatan fundamental ekonomi.
Airlangga juga menyoroti sektor ketenagakerjaan dan pada Jumat (10/10/2025) ia menyatakan angka pengangguran berhasil turun ke titik 4,76 persen yang ia klaim sebagai level terendah sejak masa reformasi 1998.
Data terbaru menunjukkan jumlah penduduk bekerja hingga Februari 2025 mencapai 145,77 juta orang dengan rincian 96,48 juta pekerja penuh, 37,62 juta pekerja paruh waktu, dan 11,67 juta pekerja setengah menganggur.
Tambahan tenaga kerja baru sepanjang Februari 2025 mencapai 3,59 juta orang dan disebut menjadi indikasi pasar kerja yang semakin menyerap tenaga produktif.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia turut memaparkan sektor energi dan pada Kamis (9/10/2025) setelah acara Investor Daily Summit 2025 ia memastikan peningkatan lifting migas dari 580.000 barrel menjadi 605.000 barrel.
Bahlil menyampaikan bahwa transisi energi juga mulai bergerak dari hanya 11 persen pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan menjadi 15,5 persen dari total sistem kelistrikan nasional.
Dalam rapat dengan Komisi XII DPR RI pada Rabu (2/7/2025), Bahlil menegaskan upaya swasembada energi tidak bisa disamakan dengan sektor pangan karena proses eksplorasi energi memerlukan modal besar, teknologi tinggi, dan waktu kerja tiga tahun sebelum terlihat hasilnya.
Ia menutup bahwa produksi energi nasional bergantung penuh pada kekayaan sumber daya alam dalam negeri dan menuntut strategi eksplorasi yang cermat agar target kemandirian energi dapat tercapai secara nyata.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]