Adapun produk yang ditampilkan yaitu peralatan cangkok tulang, mesin kolposkopi, ICU ventilator, sekrup sistem tulang belakang, ranjang elektrik rumah sakit, jarum suntik, peralatan bedah, peralatan pemindaian kardiografi, mesin proses dialisis, mesin humidifier, sarung tangan bedah, peralatan tes reagen, dan perlengkapan bedah sekali pakai. Selain di Paviliun Indonesia, terdapat satu perusahaan unggulan Indonesia yang berpartisipasi secara mandiri di aula 6.
Di sela pameran, Paviliun Indonesia juga menggelar peluncuran produk Bonegraft yaitu materi pengganti tulang yang digunakan pada kasus patah tulang dengan defect tulang dengan tujuan untuk mempercepat penyembuhan. Produk ini memiliki kandungan kalsium yang diperoleh dari cangkang telur ayam dengan proses pemurnian mutakhir sehingga mendapatkan kalsium murni.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Produk inovatif ini sangat ramah lingkungan dan diklaim sebagai pertama di dunia yang menggunakan bahan baku natural. Produk tersebut merupakan kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dengan PT Berkah Instalasi Medika dan PT Astra Komponen Indonesia.
Pada Medica 2023, perwakilan Kementerian Kesehatan juga berkesempatan menjadi pembicara
dalam Medica Tech Forum. Pada kegiatan tersebut ditampilkan transformasi kesehatan Indonesia
dan potensi kerja sama internasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta menciptakan inovasi di sektor kesehatan.
“Partisipasi Indonesia pada ajang bergengsi sektor alat kesehatan ini selaras dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekspor produk-produk bernilai tambah tinggi. Keikutsertaan kembali Indonesia pada Medica 2023 sekaligus menjadi upaya mendorong penetrasi produk alat kesehatan ke pasar Eropa. Selain itu, sebagai momentum menampilkan kapabilitas perusahaan Indonesia
dalam memproduksi alat kesehatan berkualitas di mata dunia,” kata Didi.
Baca Juga:
Tuan Rumah Pameran SIAL Interfood ke-25, Dunia Akui Potensi Industri Mamin Indonesia
Pada 2022, produk alat kesehatan (HS90) menempati urutan ke-5 sebagai kelompok produk yang paling banyak diimpor oleh Jerman dengan nilai impor mencapai USD 46,9 miliar dari total perdagangan sebesar USD 125,8 miliar untuk sektor ini. Pada tahun tersebut, ekspor produk alat kesehatan Indonesia ke Jerman tercatat sebesar USD 53,8 juta.
“Konsistensi keikutsertaan Indonesia di ajang internasional Medica diharapkan dapat mendorong
pengembangan sektor kesehatan dalam negeri dan memperluas jejaring bisnis dengan mitra potensial di tingkat global,” pungkas Didi.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]