WAHANANEWS.CO, Jakarta - Lebih dari 50 negara yang terdampak kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat telah menghubungi Washington untuk mengajukan negosiasi terkait pencabutan tarif tersebut, demikian disampaikan oleh seorang pejabat Gedung Putih.
"Saya menerima laporan dari Perwakilan Dagang AS tadi malam bahwa lebih dari 50 negara telah berkomunikasi dengan presiden kita untuk meminta pembicaraan negosiasi," ujar Ketua Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, pada Minggu (6/4).
Baca Juga:
Tarif Baru Trump Bikin 500 Orang Terkaya Dunia Rugi Triliunan Rupiah
Dalam wawancara dengan George Stephanopoulos di program berita "This Week" di ABC News, Hassett mengungkapkan bahwa negara-negara tersebut merasa dirugikan dan berupaya melakukan tindakan balasan, tetapi mereka tetap bersedia untuk berunding.
"Mereka melakukan ini karena sadar bahwa beban tarif yang mereka tanggung sangat besar," jelasnya.
Hassett menilai bahwa kebijakan tarif ini tidak akan berdampak signifikan terhadap konsumen di AS, sebab negara-negara tersebut memiliki pasokan yang tidak elastis, sementara AS telah mengalami defisit perdagangan dalam jangka panjang.
Baca Juga:
Selamatkan Fiskal dari Kebijakan Trump, Prabowo Dituntut Melakukan Reshuffel
Di sisi lain, mantan Menteri Keuangan AS, Lawrence Summers, yang turut hadir dalam acara tersebut, menilai bahwa tarif impor justru membawa dampak negatif terhadap perekonomian.
Menurut Summers, kebijakan ini memicu kenaikan harga dan inflasi, yang pada akhirnya mengurangi daya beli masyarakat dan berdampak pada berkurangnya lapangan pekerjaan.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.