Penggunaan luar biasa lainnya dari blockchain di bidang pertanian adalah alternatif bagi petani untuk mendapatkan pinjaman mikro. Petani kecil hingga menengah rata-rata membutuhkan pinjaman sesekali untuk mempertahankan dan menjalankan bisnis mereka.
Blockchain dapat membantu petani mendapatkan pinjaman mikro di jaringan pemberi pinjaman di seluruh dunia. Dengan blockchain, petani hanya menanggung beban biaya bunga yang kecil, sehingga membantu mereka mempertahankan dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
3. Big Data
Big data memberikan para petani informasi yang dapat meningkatkan produktivitas produksi mereka. Misalnya, data tentang pola curah hujan, siklus air, dan kebutuhan pupuk sehingga dapat memungkinkan petani membuat keputusan yang lebih cerdas, seperti tanaman apa yang akan ditanam untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan kapan waktu panen. Hal ini pada akhirnya meningkatkan volume hasil pertanian dan keuntungan finansial mereka.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Dengan sifat kontrak pintar dalam blockchain, teknologi dibuat untuk memberikan keandalan dan keamanan database. Selain itu, karena teknologi blockchain terdesentralisasi dan terbuka, ini berarti data lebih dapat diakses oleh semua orang di dalam sistem.
Indonesia beruntung memiliki tanah subur yang luas dan berlimpah, yang menjadikannya salah satu negara pertanian terkemuka di dunia.
Sebagai produsen utama minyak sawit, karet alam, kakao, kopi, teh, singkong, beras, dan rempah-rempah tropis, kemajuan teknologi blockchain sejalan dengan visi untuk memaksimalkan sumber daya dan pemberdayaan masyarakat.