WahanaNews.co | Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut pembangunan jalan tol di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, gagal mengatasi masalah kemacetan, yang terjadi malah menambah kemacetan baru.
Menurut Ketua Umum YLKI Tulus Abadi, keberadaan jalan tol baru akan menimbulkan lonjakan wisatawan.
Baca Juga:
Menhub Usul WFH Pada Selasa-Rabu Pekan Depan
"Ini bukan solusi jangka panjang, tapi solusi instan. Bahkan bisa menciptakan masalah baru. Karena dengan adanya tol, akan makin membeludak wisatawan yang datang ke puncak. Karena makin mudah. Akibatnya macet juga," kata Tulus Abadi, melansir Kumparan, Sabtu (13/5/2023).
Bukan hanya menimbulkan masalah kemacetan baru, Tulus mengatakan dengan adanya pembangunan tol baru dapat merusak lingkungan Puncak dan pengusaha. Ia justru menyarankan agar pemerintah fokus membuat destinasi baru sekelas puncak untuk menggeliatkan pariwisata.
"jadi sebaiknya solusinya jangan bikin tol. Tapi ciptakan destinasi wisata baru yang sekelas puncak. Misalnya Kepulauan Seribu, bikinlah tol laut ke Pulau Seribu, itu baru keren," ungkap Tulus.
Baca Juga:
Jelang Lebaran Jakarta Macet Siang-Malam, Polisi Ungkap Penyebab
Kendaraan memadati jalur wisata Puncak di Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/4/2023).
Sebelumnya, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR berencana bakal membangun jalan tol di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pemrakarsa dari proyek tersebut sudah mendapatkan izin dari pemerintah untuk melakukan studi kelayakan (feasibility study).
Direktur Jalan Bebas Hambatan, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Triono Junoasmono, mengatakan pembangunan jalan tol di kawasan Puncak Bogor diperkirakan akan menelan biaya investasi hingga Rp 25 triliun.
"Cukup besar makannya ini dibagi jadi beberapa seksi atau tahapan. Tahapan ini yang kami tunggu dari pemrakarsa," kata Triono saat acara diskusi evaluasi mudik dan arus mudik 2023 di Kantor PUPR, Rabu (10/5).