WahanaNews.co | Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut hampir semua negara di Asia Selatan tengah terlilit utang tinggi. Menurutnya, jika kondisi ini terus berlanjut tidak menutup kemungkinan bakal terjadi krisis utang.
Sri Mulyani mengatakan kondisi itu disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan kenaikan berbagai harga, terutama energi dan pangan. Sehingga, kenaikan suku bunga akibat tekanan inflasi yang merangkak tinggi tak bisa terhindarkan.
Baca Juga:
China Serukan Reformasi Kuota IMF
"Kalau membaca wawancara dengan bank sentral India, dia mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi stress debt nya," ujarnya dalam acara CEO Banking Forum, Senin (9/1).
Tiga negara diantaranya negara di Asia Selatan yang terlilit utang tinggi adalah Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan. Bahkan ketiga negara ini sudah masuk dalam daftar pasien Dana Moneter Internasional (IMF).
Hal yang sama terjadi di Mesir dan negara di Timur Tengah lainnya. Apalagi, mereka adalah salah satu importir minyak terbesar dunia.
Baca Juga:
Uni Emirat Arab Keluar dari 'Daftar Abu-abu' FATF Setelah Reformasi Sukses
"Kalau kita bicara tentang Egypt dan negara di Timur Tengah jelas impor bahan bakar mereka mengalami situasi yang tidak mudah," jelasnya.
Oleh karenanya, kondisi ini yang perlu terus diwaspadai dan menjadi tantangan di 2023. Sebab, jika tidak diantisipasi akan memberikan dampak kepada seluruh negara.
Apalagi, secara total saat ini sudah ada 63 negara baik maju dan berkembang di dunia yang mengalami masalah utang dan antre menjadi pasien IMF.
"Jadi hal ini menjadi satu kewaspadaan, 2023 memang prediksi dari lembaga global mengenai dunia kurang menggembirakan. Tidak hanya inflasi dan kemungkinan resesi tapi juga masalah dengan debt sustainability di berbagai negara," pungkasnya.[rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.