Meskipun manajemen tidak bersedia memberikan komentar mengenai dugaan kesulitan keuangan yang dihadapi sejak pandemi, serta memburuknya situasi setelah munculnya gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.
Sejak diluncurkan di Maroko pada akhir 2011, Starbucks menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan budaya minum kopi lokal.
Baca Juga:
Gurun Sahara di Maroko Banjir, Kejadian Pertama Kali dalam 50 Tahun
Oleh karena itu, kedai kopi asal Amerika Serikat ini memiliki pangsa pasar terbatas pada kalangan muda yang mampu membeli kopi dengan harga US$4, walaupun upah minimum di Maroko hanya sekitar US$300.
Namun, sejak 7 Oktober, banyak anak muda di Maroko yang bergabung dalam gerakan boikot terhadap produk-produk favorit mereka yang dianggap pro-Israel, termasuk Mcdonald's, Burger King, dan Starbucks.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.