Javice pun sempat masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 di kategori Finance di tahun 2019. Daftar itu berisi 30 tokoh muda di bawah 30 tahun yang memiliki prestasi mentereng dan kontribusi besar bagi masyarakat.
Lulusan Universitas Pennsylvania ini masuk daftar tersebut karena membesut startup Frank yang dapat mempercepat dan mempermudah proses pengajuan pinjaman pendidikan untuk mahasiswa di Amerika Serikat.
Baca Juga:
Riset ADB Berikan 3 Aspek untuk Tingkatkan Pengembangan Start Up di Indonesia
Menurut Forbes, Javice mendirikan Frank pada 2016 dengan hanya 15 anggota. Dia akhirnya mengumpulkan $ 16 juta dalam pendanaan untuk Frank. Startup yang ia dirikan juga dilaporkan membantu 300.000 pengguna mengajukan hibah.
Kembali ke masalah penipuan yang dihadapi Javice, pengacara Javice sendiri membantah tuduhan itu. Justru Javice malah mengajukan tuntutan balik yang menyebutkan JP Morgan berusaha untuk merusak perjanjian akuisisi yang sudah disepakati.
JP Morgan sendiri sudah menutup operasi aplikasi Frank pada hari Kamis setelah gugatan itu dipublikasikan. Javice sendiri sentral tetap bekerja sebagai direktur pelaksana yang mengawasi produk Frank setelah akuisisi dilakukan. Namun, JP Morgan telah menghentikan pekerjaannya pada bulan November 2022. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.