WahanaNews.co | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan sejumlah negara khawatir dengan kebangkitan ekonomi dalam negeri. Kekhawatiran tersebut di antaranya dilatarbelakangi perdagangan internasional Indonesia.
Erick Thohir mencatat perdagangan internasional Indonesia surplus USD 51 miliar atau setara Rp 761,7 triliun. Menurunnya, surplus perdagangan terjadi ketika nilai ekspor lebih tinggi dari impor.
Baca Juga:
Pertamina Pastikan Kebutuhan Energi Nasional Aman Hadapi Nataru
"Surplus perdagangan kita hari ini besar sekali USD 51 miliar. Ekspor kita juga terus meningkat, ini yang ditakutkan oleh negara-negara pesaing kita," ungkap Erick, Selasa (24/1/2023).
Faktor lain yang membuat negara pesaing ketakutan adalah proyeksi Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2045.
"Karena tahun 2045 kita ditargetkan masuk 4 besar atau 5 besar ekonomi dunia. Mereka sudah membaca data ini, makanya (mereka ingin) kita terlambat. Artinya, jangan cepat kaya lah Indonesia, gitu," kata dia.
Baca Juga:
ID FOOD Catat Produksi Gula Dua Kali Lipat Lebih Tinggi dari Produksi Nasional 2024
Erick Thohir memang yakin bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini mencapai 5%. Bahkan, ekonomi Indonesia menempati peringkat kedua dari negara G20, di bawah India dengan 6,10%.
Melansir Sindonews, berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mengungguli China dengan 4,40% maupun Amerika Serikat (AS) dengan 1%.
Sementara negara-negara G20 lain seperti Italia, Jerman, Rusia, diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif
"Perbandingannya dengan negara-negara G20 posisi kita sangat baik, ini konteks menarik artinya posisi kita sudah baik, apakah kita ada kekurangan, pasti ada," tutur dia. [rna]